"Apabila Rusia menyerang Ukraina, maka NATO akan menyerang Rusia. Ternyata, Ukraina menghasilkan (minyak) 10 ribu barel per hari. Konflik di dunia itu karena berlatar belakang energi, 70 persen," ucap Gatot kepada peserta kuliah umum di auditorium UNP, Padang, Rabu (5/4/2017).
![]() |
Setelah energi habis, Gatot memperkirakan perang akan beralih ke perebutan pangan. Perang dari kawasan Timur Tengah akan berpindah ke negara di kawasan ekuator atau Khatulistiwa, salah satunya Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, kata Gatot, Indonesia harus bisa mempertahankan diri. Jangan sampai timbul konflik seperti yang dialami oleh beberapa negara, seperti Sudan dan Uni Soviet, saat ini.
"Sudan, karena masalah agama jadi pecah dua negara. Karena ekonomi dan agama, Uni Soviet pecah menjadi lima belas negara," ucapnya.
Gatot menyebut Indonesia memiliki potensi menjadi negara maju karena pertumbuhan ekonomi beberapa tahun terakhir di atas 5 persen. Dia berharap Indonesia tidak terpecah belah akibat konflik.
"Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan kedua paling optimis setelah China. Dan pada tahun 2050, jika kondisi politik bisa terpelihara, maka akan menjadi negara maju nomor empat di dunia mengalahkan Jepang," ucapnya.
Gatot mengatakan Indonesia memiliki Pancasila sebagai pegangan. Jika seluruh sila Pancasila dilaksanakan, tujuan Indonesia bisa tercapai.
"Apa yang menjadi tujuan nasional di sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bisa tercapai. Ini modal kita sampai saat ini," tuturnya.
Selain di UNP, Panglima TNI juga memberi kuliah di UIN Sultan Syarif Kasim II (Suska) Riau. Materi yang ia sampaikan pun sama.
Kepada mahasiswa UNP dan UIN Suska Riau, Gatot menitipkan Indonesia. Dia mengatakan mahasiswa adalah masa depan Indonesia.
"Saya titipkan bangsa ini kepada mahasiswa-mahasiswa calon pemimpin bangsa," ujar Gatot. (aik/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini