"Tanpa adanya kesenian kota terasa gersang. Ibarat sayur tanpa garam," kata Hendrar dalam keterangan tertulis, Selasa (4/4/2017).
Pria yang akrab disapa Hendi ini membuka pagelaran Teater Lingkar dalam rangka memperingati ulang tahun ke-7 teater tersebut, Sabtu (1/4/2017). Acara digelar di Taman Budaya Raden Saleh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebuah eksistensi yang luar biasa. Teater Lingkar di usia 37 tahun bisa mengumpulkan orang-orang, kemudian mendidik mereka dan (mereka) pintar memainkan drama seperti ini. Ibarat manusia, usia seperti ini dibilang sudah matang. Kalau organisasi semakin hebat," ucapnya.
Pihaknya berpesan kepada para seniman untuk tidak berhenti di sini. Namun terus berkesenian dengan berpegang pada prinsip 4T yang selalu dilaksanakan oleh Teater Lingkar yakni teteg, tekun, teken dan tekan.
"Kota Semarang butuh orang-orang yang bisa mengisi dari kesibukan dan ini bisa diisi oleh para seniman dan seniwati yang eksis di dunia seni budaya," pesannya.
Dalam perayaan ulang tahun yang ke-37 tahun ini, Teater Lingkar mempersembahkan dua pertunjukan. Selain teater, juga diselenggarakan Pagelaran Wayang Kulit Jumat Kliwon ke-256 yang menampilkan dalang dari Teater Lingkar, Ki Sindhunata Gesit Widiharto dengan lakon 'Kresna Sayembara'.
Ruang gerak berkesenian juga disinggung Hendi utamanya Gedung eks Wonderia. Pihaknya menyerahkan hasilnya pada masyarakat dengan dibuat sistem 'polling'.
"Tugas saya cuma melakukan negoisasi. Kalau kira-kira hasilnya untuk swasta, pihak swasta yang benar-benar kredibel. Kalau menggunakan APBD kota saya pastikan APBD cukup membangun seluas 11 hektare," jelasnya.
Dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan musyawarah dengan pihak-pihak terkait. Agar jangan merasa ada yang disisihkan maupun diuntungkan secara sepihak.
"Karena ini merupakan aset pemerintah, milik kita semua yang harus kita pergunakan semaksimal mungkin untuk masyarakat," tutupnya. (ega/nwy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini