Aksi Ricuh Wakil Rakyat yang Jadi Langganan di Senayan

Aksi Ricuh Wakil Rakyat yang Jadi Langganan di Senayan

Niken Purnamasari - detikNews
Senin, 03 Apr 2017 17:24 WIB
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Sidang paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada Senin (3/4/2017) ini diwarnai kericuhan. Bukan cuma argumentasi lisan, para anggota terlibat saling dorong. Kericuhan tersebut bermula saat senator asal Jawa Timur Ahmad Nawardi memprotes putusan rapat.

Akibat aksi dorong-mendorong, salah satu anggota DPD terjatuh. Keadaan pun tak kondusif. Ada yang menyuarakan azan hingga selawat.

Aksi dorong-dorongan anggota DPD. Aksi dorong-mendorong anggota DPD. (Andhika Prasetia/detikcom)

Kejadian tersebut bukanlah yang pertama kali terjadi di kompleks parlemen Senayan. Tempat yang menjadi kantor para wakil rakyat bekerja ini acap kali diwarnai aksi kericuhan saat melakukan sidang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini sejumlah kericuhan yang mewarnai sidang anggota Dewan yang dihimpun detikcom:

1. Rapat Paripurna Pengunduran Diri Panglima TNI Dihujani Interupsi

Rapat paripurna DPR RI membahas pengunduran diri Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto diwarnai keributan. Aksi ini terjadi pada 2004. Rapat dipimpin oleh Ketua DPR Agung Laksono dan dihadiri 305 dari 547 anggota Dewan. Rapat membahas Surat Presiden No.32/Pres/10/2004.

Saat itu kubu dari Koalisi Kebangsaan meminta dibentuk Pansus dan enam parpol yang pro-SBY minta ditunda. Enam fraksi setuju memproses pengunduran diri Panglima TNI sesuai dengan prosedur dan tatib yang berlaku serta menunggu alat kelengkapan Dewan.

Fraksi tersebut adalah F-PPP, F-PKB, F-PAN, F-PD, F-PKS, dan Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi, yang merupakan gabungan Partai PNI, PNI Marhaenisme, PBB, Pelopor, PPDK, dan PPDI.

Kericuhan terjadi setelah Mahfud MD dari Fraksi PKB membacakan tanggapan fraksi. Ia dianggap menyinggung Panda Nababan dari Fraksi PDIP. Rapat juga dihujani interupsi dan celetukan tak etis.

2. Aksi Dorong di Rapat Paripurna RUU Pilkada

Pada September 2014, rapat paripurna soal RUU Pilkada juga berlangsung ricuh. Kericuhan akibat ketukan palu pemimpin rapat Priyo Budi Santoso yang memutuskan dua opsi voting untuk RUU Pilkada.

Para anggota DPR langsung bereaksi dan meminta keputusan Priyo dicabut. Bahkan mereka sampai berteriak di dalam ruangan terhormat itu.

"Cabut dulu, pimpinan! Cabut omongan tadi!" teriak anggota Fraksi PDIP, Arya Bima.

Tak puas hanya berteriak, anggota Dewan lainnya, yakni Maruarar SIrait, bahkan melompati batas dan naik ke panggung pimpinan rapat. Aksi itu diikuti oleh anggota lainnya, seperti anggota Fraksi PKS Indra, Wakil Ketua Fraksi PPP Ahmad Yani, dan Wakil Ketua Fraksi Golkar Aziz Syamsuddin.

3. Dorong-dorongan Anggota Dewan di Meja Pimpinan

Aksi dorong-dorongan juga kembali terjadi di sidang paripurna DPR. Bahkan dilakukan di depan meja pimpinan.

Kericuhan diawali dengan satu politikus PDIP yang naik ke mimbar pimpinan DPR. Ia ingin berbicara langsung dengan pimpinan DPR, Popong Utje Djundjunan.

Sempat ada beberapa anggota lain yang menahan aksi politikus. Namun anggota lainnya memprotes dan ikut merangsek ke meja pimpinan DPR.

4. Meja Politikus PPP Dibanting Saat Paripurna DPR

Sejarah kericuhan saat sidang paripurna DPR juga 'ditorehkan' saat membahas keabsahan susunan anggota komisi yang diajukan dua pengurus PPP pada Oktober 2014.

Saat itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyatakan susunan anggota komisi yang sah adalah yang diajukan Epyardi dari kubu Suryadharma Ali.

Politikus PPP Hasrul Azwar kemudian menyanggah pernyataan tersebut. Sebab, menurutnya, kepengurusan yang sah adalah yang diketuai Romahurmuziy. Kericuhan tak terbendung. Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengatakan pimpinan hanya mengakui susunan anggota komisi yang diajukan Suryadharma. Sidang pun diskors.


Meja politikus PPP dibanting hingga jatuh. Meja politikus PPP dibanting hingga jatuh. (Foto: dok. detikcom)

Setelah sidang diskors, meja tempat duduk Romahurmuziy dan Hazrul Anwar dibanting. Selain itu, gelas di meja tersebut hancur berantakan. (nkn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads