Kepala Pusat Data Informasi dan Humas, BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan awal terjadinya tanah longsor tersebut. Berikut penjelasan Sutopo, dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jl Pramuka Raya, Jakarta, Minggu (2/4/2017):
11 Maret 2017
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
17 Maret 2017
Retakan tebing itu menjadi panjang dan luas sekitar 9 meter.
26 Maret 2017
Retakan itu meluas menjadi sekitar 15 meter. Pemda Kabupaten Ponorogo sudah antisipasi untuk mensosialisaikan dan Posko didirikan.
Setelah itu, kata warga telah mengungsi di rumah Kepala Desa Banaran karena retakan menjadi sekitar 20 meter. Namun hujan terus menguyur sekitar wilayah Ponorogo. Akibatnya, air hujan masuk ke dalam dan ada lapisan batuan dasar atau kapur.
1 April 2017
Meski sudah mengungsi, warga kembali menghuni rumahnya untuk melakukan panen jahe. Saat itu, warga mendengar suara gemuruh dan asap, sehingga warga lari berhamburan menuju lokasi yang aman. Longsor terjadi pada pukul 07.40 WIB.
(rvk/erd)











































