"Harapannya secepatnya dikeluarkan sesuai perjanjian. Tadi di berita katanya mau dikeluarkan pagi ini, tapi masih dalam proses," ujar Rohayati usai membesuk Diko di Mako Brimob Kelapadua, Depok, Jawa Barat, Sabtu (1/4/2017).
Rohayati mengetahui kabar penangkapan putranya itu dari suaminya, pada Jumat (31/3) petang. Rohayati juga saat itu mengikuti aksi 313 di Patung Kuda, Jakarta Pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahunya pas saya pulang ikut demo sekitar jam 6-an, tahu dari suami saya, setelah itu kita ikuti ke Menteng penjelasannya, di Gedung GPI. Di bawa anak-anak pergerakam muslim di situ," ungkapnya.
Menurut Rohayati, aparat telah memingkari janjinya. Bahkan sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto telah menegaskan para aktivis yang ditangkap harus dibebaskan.
"Saya tahunya dari siaran televisi. Dan siaran tv tadi pagi katanya mau dikeluarkan, tetapi dalam proses. Tapi ternyata sampai saat ini enggak, dan ada perjanjian juga, demo itu pulang itu karena ada garansinya supaya yang ditahan itu pulang, siapa yang membohongi saya. Orang demo itu pulangnya itu karena dijanjikan seniornya mau dikeluarkan," tutur Rohayati.
Dia membantah tuduhan anaknya terlibat makar. Menurutnya, Diko justru banyak berbuat baik untuk mengabdi kepada negara.
"Satu hal saya tidak suka anak saya dituduh makar, sebab saya mengajarkan anak untuk berbuat baik, agama. Dari kecil diajarkan dalam agama harus berbuat baik dengan saudara dan teman," ungkapnya.
Diko sambung Rohayati tidak pernah melakukan penyimpangan apalagi berbuat pidana. Rohayati mengenal betul sosok putranya yang taat beribadah dan sering membantu sesama.
"Diko itu kesehariannya itu dia kan kegiatan di GPI, yang setahu saya waktunya itu banyak di Menteng, di situ dia menjadi imam di imam masjid tua di situ, penceramah juga, kadang ngadain muludan," kata Rohayati. (mei/fdn)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 