"Transit (narkoba) dari Malaysia dan Singapura. Faktanya sampai hari ini saya tak bisa bekerja sama dengan dua negara ini untuk mengungkap jaringan besar secara pembuktian itu ada di Malaysia dan Singapura. Mereka yang membiayai, mendanai adalah di dua negara itu," ujar Buwas di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (31/3/2017).
Buwas menjelaskan kedua negara tersebut tidak mau diajak bekerja sama karena terbentur aturan. Dia mencontohkan, bila BNN berhasil menggagalkan penyelundupan sabu dan diketahui bandar sabu itu berasal dari Singapura atau Malaysia, kedua negara tersebut tidak bisa membantu karena barang bukti sabu ditemukan di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dia berkata mafia narkoba saat ini sudah melengkapi diri dengan persenjataan canggih guna melawan balik tindakan aparat. Karena itu, butuh tindakan nyata untuk mencegah narkoba masuk ke Indonesia dari seluruh elemen bangsa.
"Terakhir yang kita ungkap, semua menggunakan senjata pabrikan. AK 47, revolver. Semakin kita gencar, mereka juga (gencar melawan). Bagaimana mengatasi ini, memang kita semua (harus mengambil tindakan), termasuk wartawan," tuturnya.
Selain itu, Buwas menyebut peredaran sabu ke Indonesia terbesar berasal dari China. Setelah dari China, sabu itu transit di Malaysia dan Singapura, lalu diselundupkan ke Indonesia.
"Sabu dari Tiongkok. Ini suplai yang cukup besar ke negara kita. Itu selalu ada petanya, bukti, dua negara itu selalu jadi tempat transit," ucapnya. (gbr/rvk)











































