Piton Tak Bisa Bedakan Mangsa, Hanya Berpatokan pada Suhu Tubuh

Piton Tak Bisa Bedakan Mangsa, Hanya Berpatokan pada Suhu Tubuh

Ray Jordan - detikNews
Jumat, 31 Mar 2017 07:31 WIB
Ilustrasi. Warga Takalar menangkap piton raksasa tahun lalu. (Amang/detikcom)
Jakarta - Seekor ular sanca batik jenis Malayopython reticulatus di Mamuju, Sulawesi Barat, menelan Akbar, pria berumur 25 tahun, di kawasan hutan sawit. Ternyata, ular sebenarnya tidak mengetahui yang dimangsa itu termasuk rantai makanannya atau bukan.

Tim rescue dan edukasi komunitas pencinta reptil, Aspera, Arbi Krishna mengatakan penglihatan ular sangat buruk. Dia tidak bisa membedakan secara kasatmata antara hewan dan manusia untuk dimangsanya. Dia memangsa berdasarkan suhu tubuh korbannya.

"Sebenarnya kondisi ular itu tidak bisa membedakan mana mangsa yang sesungguhnya, apakah babi, kelinci, kerbau, atau yang lain. Karena piton ini memburu mangsanya menggunakan sensor panas, matanya kurang baik. Segala sesuatu yang tubuhnya panas dia anggap itu adalah mangsa, ancaman buat dia," kata Arbi saat berbincang dengan detikcom, Kamis (30/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kembali ke soal Akbar yang ditelan piton di Mamuju. Arbi mengatakan sebenarnya kasus ular menelan manusia sangat jarang terjadi. Sebab, pada dasarnya ular takut kepada manusia. Namun, jika merasa dalam kondisi terancam, ular akan agresif dan melakukan penyerangan untuk mempertahankan diri.

"Dasarnya, ular itu takut manusia. Cuma kondisinya karena orang ini sendiri di hutan sawit dan dia berpapasan sama ular, ada kemungkinan manusia yang memulai kontak duluan, atau bisa jadi kedua-duanya kaget. Karena satwa liar itu pasti nyerang," kata Arbi.

Saat menyerang manusia, ular akan melilit bagian leher korban sehingga tidak bisa bernapas. Bila dipastikan sudah tidak bernyawa, barulah korban akan ditelan perlahan.

"Korban pasti mati dulu, karena ular piton ini karakternya memakan korban yang mati. Ular menyangka manusia ini adalah mangsa yang melawan. Biasanya ada battle (perlawanan, red) dulu. Lilitan ular itu bukan untuk meremukkan, tetapi untuk mematikan saja. Menghentikan saluran pernapasan," tuturnya.

Arbi mengatakan, jika bisa sampai menelan korbannya, artinya ular tersebut dalam keadaan nyaman. "Kalau kondisinya sampai ditelan, artinya ular dalam keadaan nyaman, tidak stres. Kalau dia cuma membunuh saja, tidak sampai ditelan dan ditinggal, artinya dia stres dan untuk mempertahankan diri saja," ucapnya. (jor/jat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads