"Sepanjang perjalanan hampir 20 kilometer, saya menilai saat ini Kali Ciliwung relatif bersih. Kotor begitu masuk Kebon Baru sampai Manggarai. Itu terjadi karena kawasan Bukit Duri belum ditertibkan," kata Soni di pintu air Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (30/3/2017).
"Saya cukup puas lihat kebersihan sungai. PPSU luar biasa dan pasukan biru juga luar biasa. Saya juga berharap lurah bisa manfaatkan forum-forum agar mengimbau masyarakatnya supaya nggak buang sampah di sungai," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga Jakarta masih banyak yang bertanya, kenapa masih banjir. Saya jelaskan, kondisi sekarang sudah jauh berkurang dari kondisi sebelumnya. Malah saya bilang ini bukan banjir, tapi genangan. Kenapa genangan, karena 3-4 jam air sudah surut. Kalau ditanya mengapa masih ada genangan, karena baru 42 persen proses normalisasi," ujar Soni.
Proses normalisasi sendiri dilakukan oleh BBWSCC (Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane) Kementerian PUPR dan dibantu oleh Pemprov DKI. Pemprov DKI dalam hal ini membantu dari segi pembebasan lahan. Karena itu, Soni mengimbau agar warga bersedia direlokasi, khususnya di wilayah Bukit Duri, Jakarta Selatan.
"Kalau mau cepat (proses normalisasi), pembebasan lahan harus cepat. Itu yang butuh waktu, bukan uang. Kita targetkan sebelum 2019 selesai (normalisasi), tapi semua tergantung pembebasan lahan," ucapnya.
Soal Bukit Duri, Soni menyebut pada April nanti akan dilakukan pemasangan dinding turap (sheet pile) sepanjang 700 meter yang membentang dari Bukit Duri Tongtek hingga Perumahan Garuda. Karena itu, dia berterima kasih karena warga sekitar wilayah tersebut sudah bersedia dipindahkan ke rumah susun (rusun).
"Bulan April bakal diturap 700 meter di Bukit Duri. Kita terima kasih pada masyarakat yang setuju. Normalisasi ini kebutuhan kita. Warga sudah bersedia direlokasi. Nggak mungkin kita normalisasi tanpa menggusur," kata Soni.
Soni menyebut warga Bukit Duri yang direlokasi akan menempati tiga rusun, yaitu Rusun Rawa Bebek, Rusun Marunda, dan Rusun Komarudin. Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri itu juga mengatakan relokasi warga ke rusun didasari konsep kemanusiaan. Alasannya, Soni mendapat laporan bahwa banyak warga Bukit Duri yang menderita TBC.
"Saya tekankan ini relokasi, bukan penggusuran. Sekarang kita sedang susun, di Bukit Duri ada 346 bidang (tanah) yang bakal dipindah ke rusun, yaitu Rusun Rawa Bebek, Rusun Marunda, dan Rusun Komarudin," tutur Soni.
"Konsep relokasi adalah kemanusiaan, bagi yang tinggal di pinggir kali. Saya banyak mendapat laporan kasus TBC melanda di sekitar bantaran sungai sebagai refleksi kesehatan yang buruk," ucapnya. (bis/rvk)











































