Peserta Aksi Solidaritas Kendeng Bubar Usai Cor Kaki 3 Jam

Peserta Aksi Solidaritas Kendeng Bubar Usai Cor Kaki 3 Jam

Faiq Hidayat - detikNews
Senin, 27 Mar 2017 19:31 WIB
Foto: Faiq Hidayat/detikcom
Jakarta - Puluhan mahasiswa dan komunitas warga Papua yang menggelar aksi solidaritas terhadap petani Kendeng yang meninggal dunia, Patmi (48), sudah membubarkan diri. Mereka kemudian akan menggelar doa untuk Patmi di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI).

Pantauan di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (27/3/2017), mereka membubarkan diri pada pukul 18.00 WIB. Mereka dan petugas kebersihan Monumen Nasional (Monas) langsung membersihkan sisa semen dan pasir.

Peserta aksi kemudian membawa sekop, semen, dan papan ke mobil bak menuju kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Selanjutnya, mereka akan mengadakan doa untuk almarhumah Patmi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu peserta aksi, Mike Marjinal Band, mengaku kaki agak keram saat disemen selama 3 jam sejak pukul 15.00 WIB. Namun, setelah papan dan perban dilepas, kaki tidak lagi keram.

"Lumayan keram pas awal-awal, padahal baru 3 jam, tapi apalah dibandingkan ibu petani Kendeng yang disemen kakinya selama 8 hari," kata Mike seusai aksi di lokasi.

Solidaritas untuk petani Kendeng membubarkan diriSolidaritas untuk petani Kendeng membubarkan diri. (Faiq Hidayat/detikcom)


Mike bersama komunitas Taring Babi dan mahasiswa akan terus menggelar aksi solidaritas bagi petani Kendeng. Mereka prihatin karena pemerintah tampak tak acuh terhadap penolakan pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah.

"Kita akan terus bersolidaritas aksi selanjutnya untuk ibu-ibu Kendeng atau Kartini Kendeng karena ini menyangkut soal petani. Pemerintah sepertinya tutup mata dalam kasus Kendeng," lanjut dia.

Di lokasi yang sama, komunitas LGBT dari Sanggar Suara Kanza mengatakan Jawa Tengah saat ini memiliki potensi berupa lahan sawah untuk menciptakan swasembada beras. Dia berharap pemerintah menjaga lahan-lahan tersebut.

"Jawa Tengah lumbung pertanian dan rentan bencana alam. Sedikit nantinya yang panen padi. Pak Ganjar harus cabut izin pabrik semen," tutup dia. (ams/ams)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads