Pantauan di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (27/3/2017), mereka membubarkan diri pada pukul 18.00 WIB. Mereka dan petugas kebersihan Monumen Nasional (Monas) langsung membersihkan sisa semen dan pasir.
Peserta aksi kemudian membawa sekop, semen, dan papan ke mobil bak menuju kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Selanjutnya, mereka akan mengadakan doa untuk almarhumah Patmi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lumayan keram pas awal-awal, padahal baru 3 jam, tapi apalah dibandingkan ibu petani Kendeng yang disemen kakinya selama 8 hari," kata Mike seusai aksi di lokasi.
![]() |
Mike bersama komunitas Taring Babi dan mahasiswa akan terus menggelar aksi solidaritas bagi petani Kendeng. Mereka prihatin karena pemerintah tampak tak acuh terhadap penolakan pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah.
"Kita akan terus bersolidaritas aksi selanjutnya untuk ibu-ibu Kendeng atau Kartini Kendeng karena ini menyangkut soal petani. Pemerintah sepertinya tutup mata dalam kasus Kendeng," lanjut dia.
Di lokasi yang sama, komunitas LGBT dari Sanggar Suara Kanza mengatakan Jawa Tengah saat ini memiliki potensi berupa lahan sawah untuk menciptakan swasembada beras. Dia berharap pemerintah menjaga lahan-lahan tersebut.
"Jawa Tengah lumbung pertanian dan rentan bencana alam. Sedikit nantinya yang panen padi. Pak Ganjar harus cabut izin pabrik semen," tutup dia. (ams/ams)