Ken sebelumnya bekerja sebagai konsultasi keuangan. Dia berhenti bekerja karena masa pensiun serta kehabisan uang karena harus membiayai istrinya berobat.
"Ada peraturan di kantor, umur 55 tahun, Anda harus punya spesifikasi kerja yang baru. Itu susah untuk dapat pekerjaan," ujar Ken kepada detikcom di Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Kedoya, Jakarta Barat, Senin (27/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin obati istri. Saya butuh uang banyak untuk obati istri. Karena perusahaan tidak mau bayar, saya habiskan uang saya. Saya tidak punya apa-apa lagi," ujar Ken.
![]() |
Ken tak mempunyai uang lagi. Dia pun tidak mampu membayar kontrakan rumah di perumahan elite Town House Fatmawati.
Ken akhirnya telantar dalam satu tahun terakhir. Dia telantar di sekitar Cipete dan memilih beristirahat di musala.
Selama telantar, Ken hidup dari belas kasihan orang lain. Dia merasa berterima kasih kepada masyarakat yang memberinya uang dan makanan.
"Saya suka dengan orang Indonesia. Mereka baik hati. Memberi makan saya gratis. Ada pula yang memberikan uang. Dia membantu tanpa alasan," kata Ken.
Untuk sementara, Ken ditampung di PSBI Kedoya. Pihak PSBI Kedoya sedang melakukan komunikasi dengan pihak Kedutaan Inggris di Indonesia.
"Hari ini akan coba komunikasi. Kita berharap dia segera dipulangkan," ujar Kepala PSBI Kedoya Masyudi kepada detikcom.
Sebelumnya Ken diselamatkan oleh Petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan di musala Jalan BDN 1 Cilandak Barat, Jakarta Selatan, pada Sabtu (25/3/2017). Dia dilaporkan warga karena kerap tidur di musala. (aik/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini