Kak Seto soal Pramuka Makan di Tanah: Pembina Melanggar Hak Anak

Kak Seto soal Pramuka Makan di Tanah: Pembina Melanggar Hak Anak

Audrey Santoso - detikNews
Senin, 27 Mar 2017 08:44 WIB
Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Jakarta - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengomentari foto viral sekelompok anak Pramuka makan nasi beralaskan tanah di Tangerang, Banten. Kak Seto, sapaan akrabnya, menganggap hal tersebut melanggar hak anak.

"Itu melanggar hak anak, harus ditindak agar tidak terulang lagi. Mereka adalah anak-anak, bukan orang dewasa yang kuat daya tahannya. Makanan bercampur menyentuh tanah itu kan rentan bakteri," tegas Kak Seto ketika berbincang dengan detikcom, Minggu (26/3/2017).

"Katakanlah kalau (pelatihan tersebut) untuk latihan militer dan TNI yang daya tahannya lebih kuat dibanding anak-anak, tidak apa-apa," ujar Kak Seto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyarankan adanya evaluasi di tubuh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk mencegah timbulnya kegiatan pembinaan mental yang serupa. Juga, memberikan pengetahuan tentang hak anak kepada para pembina Pramuka.

"Itu jadi masalah internal Pramuka secara organisatoris. Saya serahkan ke Pak Adhyaksa (Ketua Umum Kwarnas Gerakan Pramuka). Tentu harus ada sanksi bukan dendam, tapi ada suatu evaluasi, koreksi. Pembina perlu dikenalkan adanya hak anak untuk dapat perlindungan dari tindakan maupun perintah," tutur Kak Seto.

Terakhir, dia mengapresiasi sikap Adhyaksa yang dinilai berbesar hati membuka 'aib' di organisasinya. "Kami apresiasi Pak Adhyaksa yang mengoreksi segera kegiatan itu. Kebesaran jiwa seorang pemimpin perlu diapresiasi," tutur Kak Seto.

Kejadian anggota Pramuka makan di atas tanah yang menjadi viral di media sosial diketahui berlangsung di Tangerang. Wajid Nuad, Pejabat Humas Kwarda Banten, menjelaskan peristiwa itu terjadi saat kegiatan pengkaderan dan pelantikan anggota Baru Saka Wira Kartika di Kronjo pada 17-19 Maret 2017.

Saat ada jeda makan siang, para anggota Pramuka diminta makan siang bersama di luar tenda. Namun ternyata ada sejumlah anggota yang diam-diam makan di dalam tenda. Wajid mengatakan sanksi itu diberikan sebagai bentuk hukuman yang diberikan kepada peserta yang tidak kompak.

"Menurut teman-teman (Kwarcab) di Tangerang, itu nggak dimakan. Itu semacam dikasih sanksi waktu makan di waktu 'ishoma' (istirahat-salat-makan) itu," kata Wajid.

Pembina Pramuka Kwaran Kronjo, Kabupaten Tangerang, meminta maaf atas kejadian itu. Melalui video yang disebarkan Adhyaksa, pembina yang bernama Sulaiman itu berjanji tidak akan mengulangi hal tersebut.

Berikut ini permintaan maaf Sulaiman selengkapnya:

Assalamualaikum WR WB, saya Sulaiman sebagai pamong saka wira kartika kwartir ranting Kecamatan Kronjo, kwartir cabang Kabupaten Tangerang, Banten menyampaikan permohonan maaf kepada kak kwartir nasional gerakan Pramuka dan seluruh anggota Pramuka atas kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan proses pembinaan anggota saka wira kartika tanggal 17-19 maret 2017. Kami tidak akan mengulanginya kembali, terima kasih, salam Pramuka. (aud/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads