Presiden Irak Tolak Hukuman Mati bagi Saddam Hussein
Rabu, 20 Apr 2005 13:17 WIB
Jakarta - Para pemimpin baru Irak tidak memiliki kesamaan sikap mengenai kemungkinan untuk menghukum mati Saddam Hussein, jika ia terbukti bersalah akan tuduhan kejahatan perang. Presiden baru Irak, Jalal Talabani menegaskan bahwa dirinya menentang hukuman mati."Secara pribadi, tidak, saya tidak akan menandatangani," ujar pemimpin suku Kurdi itu dalam sebuah wawancara dengan BBC. Namun diisyaratkan Talabani, dirinya mungkin juga akan abstain dan menyerahkan keputusan itu kepada dua wakil presidennya, Adel Abdul Mahdi dari etnis Syiah dan Ghazi Yawar dari Sunni Arab.Talabani mengakui bahwa mayoritas pemimpin Irak mendukung hukuman mati bagi Saddam. "Dua rekan saya di kepresidenan, pemerintah, parlemen, mereka semua setuju dengan hukuman mati atas Saddam Hussein, bahkan sebelum pengadilan memutuskan. Jadi saya pikir, saya akan sendirian dalam hal ini," ujar Talabani.Penolakan Presiden Irak itu mengundang kecaman keras dari kelompok sekutu aliansi utama Kurdi. Seorang deputi dan juru bicara parlemen, Ali al-Dabagh, menuturkan bahwa Aliansi Irak Bersatu dengan suara bulat mendukung hukuman mati atas Saddam jika pengadilan khusus yang mengadili kasus Saddam memutuskan demikian.Karena itu, ujarnya, jika Talabani menolak hukuman mati itu, lebih baik dia meletakkan jabatannya. "Jika pengadilan menyatakan bahwa dia adalah kriminal, kami akan mengikutinya," kata Dabagh. (Talabani) adalah presiden dan dia harus mengikuti hukum. Jika dia tidak ingin menandatanganinya, dia harusnya mundur dari kepresidenan," cetusnya.Pengadilan khusus yang akan menyidangkan kasus Saddam, menurut rencana akan memulai persidangan pada tahun 2006 mendatang. Mantan diktator Irak itu beserta pejabat-pejabat senior dari pemerintahannya, saat ini tengah ditahan di sebuah pusat penahanan AS di dekat bandar udara Baghdad.
(ita/)