Aksi pengecoran dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel bekerja sama dengan organisasi sipil hingga mahasiswa sebagai aksi solidaritas Palembang Peduli Kendeng. Lima orang simpatisan, yang terdiri atas tiga wanita dan dua pria, terlihat mengecor kakinya dengan menggunakan atribut layaknya seorang petani.
"Kita mendukung gerakan perempuan dalam memperjuangkan keadilan, memperjuangkan hak-haknya sebagai masyarakat yang tertindas. Ibu Patmi adalah pejuang perempuan Kendeng. Dia membela petani karena tak ingin adanya pembangunan pabrik semen," ujar Direktur Walhi Hadi Jatmiko di sela-sela aksi pengecoran, Sabtu (25/3/2017) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Hadi menilai keputusan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah salah apabila memberikan izin kepada perusahaan semen tersebut. Karena hanya akan menambah penderitaan masyarakat sekitar dengan dampak yang akan merugikan petani, termasuk akan merusak sumber daya alam sekitar.
![]() |
Pesan tersebut tidak hanya disampaikan untuk Jawa Tengah, tetapi juga kepada Pemerintah Provinsi Sumsel untuk tidak memberikan izin pembangunan pabrik semen dan batu bara nantinya.
"Potret perjuangan petani Kendeng dapat menjadi pelajaran semua pihak, mengingat di Sumsel juga memiliki kawasan karst di Bukit Barisan, Kabupaten OKU. Jangan sampai izin-izin perusahaan nantinya berdampak pada kerusakan lingkungan," imbuhnya.