Jejak Wak Lan Kaki Tangan Asiong dan Penculikan WN Malaysia

Jejak Wak Lan Kaki Tangan Asiong dan Penculikan WN Malaysia

Mei Amelia R - detikNews
Rabu, 22 Mar 2017 15:02 WIB
Foto: Ilustrasi oleh Andhika Akbaryansyah
Jakarta - Polisi Diraja Malaysia (PDRM) bersama tim Satgas Mabes Polri membekuk komplotan penculikan wanita warga negara (WN) Malaysia Ling Ling (44). Total 11 tersangka yang terdiri dari WN Malaysia dan WN Indonesia yang ditangkap tim gabungan dalam kasus tersebut.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan penculikan itu diotaki oleh WN Malaysia yang bernama alias Asiong. Asiong menyewa sejumlah eksekutor, termasuk Agustinus Ratu alias Wak Lan alias Arlando Lan (38).

(Baca juga: Wak Lan Ungkap Aktor Intelektual Penculikan WN Malaysia)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wak Lan ini adalah kaki tangan Asiong, dia yang meminta Wak Lan untuk membantu menculik korban," terang Rikwanto kepada detikcom, Rabu (22/3/2017).

Aksi penculikan itu direncanakan oleh Asiong sejak awal Februari 2017. Hal ini terungkap dari keterangan Wak Lan saat diinterogasi oleh Iptu Afuza Edmond yang didampingi oleh SIO Jenayah Kontijen Batu Pahat ASP Andi Ramee serta Staf Teknis Polri KJRI Johor Bahru AKBP Wino.

"Tersangka Lan dihubungi oleh tersangka Asiong pada awal Februari 2017, yang intinya meminta tersangka Lan untuk menculik korban Ling Ling," ungkap Rikwanto.

Wak Lan memang sudah kenal lama dengan Asiong. Mereka pernah terlibat dalam kasus perampokan dan narkoba. Wak Lan adalah seorang WNI asal Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

(Baca juga: Polisi: Otak Penculikan WN Malaysia Terkait Sindikat Narkoba)

Wak Lan yang saat itu berada di Ende, menyanggupinya dengan syarat agar Asiong mengirimkan uang untuk operasional. Asiong pun mengirimkan Rp 7 juta ke rekening Wak Lan.

Setelah mendapat perintah untuk melakukan penculikan, Lan langsung memesan tiket menuju Batam di sebuah travel di daerah Ende, NTT. Dari Ende, Wak Lan menumpang truk ke Maumere dan Bali.

"Lan terbang dari Bali menggunakan pesawat Lion Air ke Jakarta lalu ke Batam," ungkapnya.

Setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Lan menuju ke rumah kawan lamanya di perkebunan di Temiang, Sekupang, Batam dengan menaiki taksi. Setibanya di Temiang, Lan bertemu dengan temannya David.

"Kemudian dia mengajak tersangka David untuk melakukan penculikan di Malaysia," sambungnya.

Lan kembali dihubungi oleh Asiong yang memberitahukan kepadanya bahwa kapal sudah disiapkan di Pantai Nongsa, Teluk Mat Ikan, Batam untuk menyeberangkannya ke Malaysia. Di situ, Wak Lan bertemu dengan nakhoda kapal suruhan Asiong yang langsung memberangkatkannya ke Malaysia menuju Sungai Rengit, Pangerang, Kota Tinggi, Johor Bahru.

"Ada pun kapal yang digunakan berjenis kapal kayu bermuatan sekitar 20 orang dan memiliki 2 mesin," imbuhnya.

Di Sungai Rengit, Asiong menyambut Wak Lan yang tiba bersama David. Dari situ mereka menempuh perjalanan darat dengan menggunakan sedan berwarna silver menuju ke kedai milik Asiong.

"Sesampainya di kedai Asiong, tersangka Asiong menjelaskan bahwa tersangka Lan nantinya melakukan penculikan ditemani oleh Bento, Yadi alias Panjang dan pria bernama alias Pendek. Semua kegiatan sudah diatur oleh Asiong untuk kegiatan penculikan dan mereka disuruh menunggu perintah dari Asiong," lanjutnya.

Selama satu pekan Wak Lan bersama 3 tersangka lainnya berada di kedai Asiong. Hingga pada Selasa 21 Februari, Asiong memerintahkan mereka untuk segera mengeksekusi penculikan itu. Lan bersama Asiong, Bento, Yadi dan Pendek kemudian bertolak ke rumah korban dengan menggunakan 2 unit mobil sedan putih dan hitam.

"Pada saat di mobil, Bento menyerahkan sebuah pistol kepada Lan. Pistol itu digunakan untuk menodong korban," cetusnya.

Setibanya di rumah korban, Wak Lan Cs masuk ke rumah korban. Sementara Asiong menunggu di dalam mobil. Di dalam rumah, Wak Lan bersama 3 pelaku lainnya menodongkan pistol kepada korban dan dua orang pembantunya.

"Selanjutnya korban dibawa para tersangka menggunakan mobil sedan warna hitam dan putih," ungkapnya.

Asiong dan Wak Lan naik mobil sedan hitam yang diikuti oleh mobil sedan putih yang berisikan tersangka David, Bento, Yadi, Pendek dan korban. Mereka kemudian menuju ke Sungai Rengit dan menyeberang ke Batam melalui pelabuhan tikus.

Korban kemudian disekap di sebuah bangunan semi permanen di sebuah tempat terpencil di Temiyang, Batuaji, Batam. Korban disekap selama hampir satu bulan lamanya.

Korban baru berhasil dibebaskan pada tanggal 19 Maret oleh Satgas Bareskrim Polri yang dipimpin oleh Kombes Herry Heryawan yang juga menjabat sebagai Kapolresta Depok. Bersama korban, polisi juga menangkap 4 WNI yang terlibat dalam penyekapan korban.

Wak Lan kemudian dibekuk di Yong Peng, Johor Bahru, Malaysia pada tanggal 21 Maret sekitar pukul 17.25 waktu setempat. Sementara Asiong lebih dulu ditangkap oleh Polisi Diraja Malaysia bersama sejumlah tersangka WN Malaysia lainnya. (mei/dhn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads