Hadiri Jakarta Berdzikir, Djarot Paparkan KJL hingga Bedah Rumah

Pilgub DKI Putaran Kedua

Hadiri Jakarta Berdzikir, Djarot Paparkan KJL hingga Bedah Rumah

Nathania Riris Michico - detikNews
Rabu, 22 Mar 2017 14:18 WIB
Djarot menghadiri Jakarta Berdzikir. (Nathania Riris Michicco/detikcom)
Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat menghadiri acara 'Jakarta Berdzikir', yang diadakan di Jakarta Timur. Acara tersebut diikuti ratusan warga yang merupakan simpatisan PDI Perjuangan, NasDem, Hanura, dan PPP.

Djarot tiba di GOR Mutiara Ungu, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (22/3/2017) pukul 13.45 WIB, dan disambut salawat oleh warga. Dia lalu memaparkan program-programnya.

"Saya akan menyampaikan beberapa program yang pasti bermanfaat bagi Ibu-ibu sekalian. Siapa yang dapat Kartu Jakarta Pintar, siapa yang dapat? eh banyak, banyak. Siapa yang dapat Kartu Jakarta Sehat? Oh banyak ya, tapi pesan saya, jangan sakit, harus sehat ya," kata Djarot kepada peserta zikir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peserta pun mengiyakan serentak. Djarot juga memaparkan soal Kartu Jakarta Lansia (KJL). "Ada program baru KJL saya minta dari PDIP, Hanura, NasDem, dan PPP untuk mengawal program ini. Ini yang dapat orang tua, sepuh-sepuh yang tidak mampu," ujarnya.

Djarot juga memaparkan program bedah rumah bagi warga yang memiliki rumah tidak layak. "Yang rumahnya bocor-bocor itu bisa, bagi yang tidak mampu bisa dibetulkan. Pasukan oranye yang akan membetulkan," katanya.

Dia juga berpesan, selama Pilkada DKI, warga tidak saling menghakimi dan memaki. Dia berharap warga tidak lagi saling menghina dan menebar fitnah.

"Pesan saya, pilkada kan sumuk, saya minta Islam itu tidak memaki-maki, Islam itu penuh sayang, makanya sebelum mengerjakan apa pun kita diwajibkan bismillah," ucapnya.

Untuk para pendukungnya, Djarot meminta agar tidak terpancing hal-hal yang provokatif, terutama soal warga yang tidak disalatkan. Dia berharap warga bisa menjalankan kewajiban dengan baik tanpa memandang agama.

"Sekarang pendukung Basuki-Djarot tidak disalatkan, itu dosa itu nggak boleh itu gara-gara pilkada kok, ya meninggal ya meninggal, makanya saya minta tolong urusan pilkada jangan dimasukkan ke agama, kita ini memilih pemimpin pemerintahan," tuturnya. (nth/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads