Kekhawatiran itu diungkapkan Presiden International Committee of the Red Cross (ICRC/Palang Merah Internasional) Peter Maurer.
"Salah satu ketakutan terbesar saya adalah konflik jangka panjang Israel-Palestina bisa terjadi pada Suriah. Suriah adalah 'Palestina Baru'," kata Maurer saat berdiskusi dengan jurnalis di Hotel Mandarin Oriental, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (21/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak tahu ke mana akhir konflik Suriah ini," imbuhnya.
Di Suriah, lanjut Maurer, ada puluhan pihak yang bertikai. Konstelasi konfliknya sangat rumit hingga mengalami perang berkepanjangan. Yang terkena dampak tentulah warga sipil tak bersalah.
"Dampaknya pada sistem kesehatan dasar, pendidikan dasar, hingga ekonomi. Apalagi perang ini bergeser ke kota besar Suriah, seperti Aleppo dan Homs, banyak infrastruktur yang rentan. Warga sangat bergantung pada infrastruktur itu, seperti pompa air, pembangkit listrik, hingga rumah sakit," jelas dia.
Apalagi ada gejala infrastruktur vital jadi target serangan, seperti serangan pembangkit listrik di Yaman atau serangan pada rumah sakit di Afganistan. Hal ini membuat banyak orang keluar dari negaranya menjadi pengungsi. Dampak sosialnya bisa dirasakan di seluruh dunia.
"Di dunia yang terpecah menjadi banyak ideologi ini, semakin beragam konflik yang dihadapi," tutur Maurer.
ICRC sendiri kini menghadapi tantangan bahwa bantuan kemanusiaan kini tak lepas dari isu politik. Padahal yang dilakukan ICRC adalah murni bantuan kemanusiaan.
Selain perang seperti di Suriah, ada pula kasus kekerasan komunitas yang melanda Amerika Latin, seperti di Guatemala dan El Salvador. Korban tewas di dua negara itu, menurutnya, lebih banyak ketimbang di Suriah.
"Itu karena kekerasan di komunitas, seperti perang geng narkoba. Kita dikuasai isu-isu kritis seperti ini sekarang ini," jelasnya.
Maurer mengatakan solusi di negara-negara konflik adalah kemauan politik dari aktor-aktor konfliknya sendiri. ICRC, imbuhnya, sudah puluhan tahun memberikan bantuan kemanusiaan kepada beberapa negara konflik, seperti di Irak, Iran, Afganistan, yang masih harus berjuang memulihkan 'luka perang' sejak puluhan tahun lalu yang diderita oleh warga sipil. Apalagi konflik-konflik baru, seperti di Suriah, pemulihannya, menurut Maurer, pasti akan sangat lama ke depannya. (nwk/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini