Partai NasDem sudah menyatakan akan kembali mendukung Joko Widodo dalam pilpres, meski pemilihannya masih dua tahun lagi. Demokrat masih berusaha menampilkan capres dari kader sendiri.
"Insyaallah (kader sendiri), partai kan harusnya begitu. Keberhasilan sebuah partai salah satunya adalah bagaimana melahirkan kader-kader andal mereka untuk bisa berkompetisi dalam setiap kompetisi politik," ujar Didik dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (21/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski Agus belum secara resmi masuk Demokrat, tampaknya mantan cagub DKI itu sudah dianggap bagian dari partai. Sosok Agus dianggap dapat merepresentasikan Demokrat dalam Pilpres 2019.
"Kader kita ini juga banyak yang berkiprah di legislatif, eksekutif, kemudian pekerja partai dan bekerja di daerah. Pasti kami menyadari bahwa figur Mas AHY ini adalah menjadi salah satu supporting atau salah satu kader yang mampu merepresentasikan sebuah kepemimpinan muda yang leader ke depan," kata Didik.
Putra sulung Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga disebut sebagai salah seorang tokoh muda yang bisa berkompetisi dalam pilpres nanti. Meski Agus gagal menjadi DKI-1, mantan perwira TNI AD tersebut, dinilai Didik, punya kesempatan mengejar kursi RI-1.
"Mas Agus juga menjadi salah satu dari sekian banyak kader-kader muda yang punya kesempatan untuk berkompetisi secara sehat di Demokrat maupun di publik di pertarungan-pertarungan berikutnya," ucap anggota Komisi III DPR itu.
Apakah pertarungan tersebut termasuk Pilpres 2019?
"Insyaallah," jawab Didik singkat.
Meski belum bisa menilai secara definitif saat ini, peluang Agus maju sebagai capres dalam Pemilu 2019 dianggap cukup besar, mengingat respons yang diberikan kepada publik. Sosok Agus disebut dapat melahirkan harapan baru bagi partai.
"Ya tapi kita tidak bisa nilai dari sekarang karena proses yang terjadi ini bagaimana kembali lagi responsibilitas atau responsif dari publik terhadap partai kita untuk memberikan kepercayaan untuk melahirkan sebuah harapan," Didik menuturkan.
Bukan hanya untuk internal partai, Sekretaris Fraksi Demokrat itu pun menyatakan figur yang akan merepresentatifkan partai juga harus bisa mendapat penerimaan baik dari masyarakat. "Yang terpenting adalah bagaimana publik bisa menerima dan bisa diukur secara objektif bahwa kader yang akan diusung kader Demokrat ini memang layak dan ke publik juga karena vote-nya ada di masyarakat, bukan di kita," tambah Didik. (elz/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini