3 Pengidap Skizofrenia, Mengaku Tuhan Sampai Tulis Buku Kontroversi

3 Pengidap Skizofrenia, Mengaku Tuhan Sampai Tulis Buku Kontroversi

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Selasa, 21 Mar 2017 15:06 WIB
3 Pengidap Skizofrenia, Mengaku Tuhan Sampai Tulis Buku Kontroversi
Foto: Sabar Nababan/Facebook Sabar Nababan
Jakarta -

Seorang dosen bernama Sabar Nababan menghebohkan media sosial dengan mengaku sebagai Tuhan. Dia menuliskan 'pengalaman transendental'-nya lewat akun facebook miliknya.

Sabar kemudian diperiksa oleh polisi dan kemudian dikenakan wajib lapor. Polisi menyatakan Sabar mengidap skizofrenia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita mendapatkan surat dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB, yang isinya bahwa yang bersangkutan mengidap skizofrenia sejak 2015," ujar Kapolres Mataram AKBP Muhammad kepada detikcom, Selasa (21/3/2017).

Rupanya setidaknya dalam 3 tahun terakhir ada 3 orang pengidap skizofrenia yang mengaku Tuhan hingga menulis buku kontroversial. Siapa saja mereka?

Ahmad Fauzi, Penulis Buku Kontroversial

Foto: twitter
Pada 2016 di Semarang, Jawa Tengah ada seorang bernama Ahmad Fauzi dilaporkan ke polisi oleh FPI lantaran menulis buku yang dianggap menistakan nabi. Buku itu ditulisnya pada tahun 2011.

Ketika menulis buku tersebut, usianya sekitar 30-an tahun. Dia merupakan lulusan jurusan Aqidah Filsafat, UIN Semarang pada tahun 1999.

Ahmad Fauzi menulis buku 'Tragedi Incest Adam dan Hawa & Nabi Kriminal' dan 'Agama Skizofrenia'. Ahmad Fauzi kemudian dibawa ke RSJ Aminogondohutomo untuk didiagnosis.

Diagnosis itu dilakukan setelah sebelumnya Ahmad Fauzi mengaku pernah mengidap skizofrenia saat diperiksa polisi. Dalam biografi yang dikutip berbagai sumber pun menyebutkan bahwa Ahmad Fauzi mengidap skizofrenia selama 11 tahun yang kemudian telah sembuh.

Raden, Mengaku Tuhan dan Menyuruh Bakar Alquran

Foto: dok. detikcom
Indra Okta Permana (35) alias Raden warga Kampung Cisoka Balaraja, Tangerang dihakimi massa di Kampung Gunungkarang Sukabumi, Jawa Barat. Indra kedapatan meminta salah seorang warga untuk membakar kitab suci Alquran.

Menurut keterangan polisi, pelaku kepada warga setempat mengaku sebagai perwujudan Tuhan. Dia menyebarkan ajaran sesat kepada satu keluarga dengan meminta kepada penganutnya itu untuk menyembah matahari dan tidak menjalankan ibadah salat.

"Pelaku mendatangi kediaman Agus Wahyudin warga Gunungkarang, di sana pelaku mengaku sebagai perwujudan Tuhan. Saat itu dia seperti terhipnotis, saudara Agus ini mengiyakan setiap apa yang diucapkan oleh pelaku," ujar Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota AKP Sulaeman Salim kepada detikcom, Selasa (25/8/2015) sekitar pukul 08.15 WIB.

Raden kemudian menyuruh 3 orang untuk bersujud dan menyembah matahari. Setelah mereka bersujud, Raden menginjak punggung ketiganya dan menyuruhnya bertaubat. Setelah itu Raden menyuruh Agus untuk membakar Alquran.

Raden kemudian menjalani pemeriksaan kejiwaan di RSUD R Syamsudin SH, Sukabumi. Dia lalu dinyatakan menderita skizofrenia skala berat.

"Hasil pemeriksaan medis, dia menderita Skizofrenia berat. Riwayat kesehatan juga menyebut jika lima tahun yang lalu dia pernah menjalani perawatan di salah satu Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Surabaya, Jawa Timur," ujar ahli jiwa RSUD R Syamsudin SH, dr Tomy Hermansyah, kepada wartawan.

Sabar Nababan, Mengaku Tuhan dan Mendirikan AAN

Foto: Sabar Nababan/Facebook Sabar Nababan
Seorang dosen Universitas Mataram, NTB, mengaku sebagai Tuhan. Dia pun mendirikan 'Agama Angkasa Nauli' sebagai ajarannya.

Sabar Nababan dipanggil polisi pada Minggu (19/3/2017) terkait pengakuannya sebagai Tuhan. Setela dimintai keterangan, polisi menyatakan Sabar sebagai pengidap skizofrenia.

Saat diperiksa, Sabar berkukuh bahwa dirinya adalah Tuhan. Namun polisi tak mengambil langkah apa pun soal Sabar dan menyuruhnya pulang.

Polisi juga mendapatkan keterangan dari Kemlu bahwa Sabar pernah berobat hingga ke Copenhagen, Denmark. Soal skizofrenia yang diidap Sabar, polisi mendapatkannya dari RSJ NTB.

Sabar bercerita tentang prosesnya 'diangkat menjadi Tuhan' lewat facebook. Berikut statusnya yang di-posting pada Kamis (18/3) pukul 13.29 WIB:

"DIANGKAT MENJADI TUHAN:

Sewaktu saya menjalani Puasa Juru selamat, Tuhan Jahowa berkata pada saya,"Sabar, maukah kamu menjadi Tuhan?". Lalu saya menjawab, "Tuhan, … menjadi Tuhan itu berat dan rumit, … saya ingin menjadi anggota Bala Tentara Sorga saja jika sudah mati nanti. Saya memohon jadi Kepala Regu. Itulah keyakinan saya". Tuhan Jahowa menawarkan untuk yang kedua kali, "Sabar,… maukah kamu jadi Tuhan?". Saya menjawab, "Tuhan, … jadi Tuhan itu rumit dan berat,… apakah tidak ada nama yang lain selain Tuhan?" Tuhan Jahowa menjawab, "Tidak ada". Tuhan Jahowa menawarkan untuk yang ketiga kali, "Sabar, … maukah kamu menjadi Tuhan?". Lalu saya menjawab,"Ya Tuhan,… kehendakMulah yang jadi" Setelah saya selesai puasa, maka Tuhan Jahowa mengangkat saya menjadi Tuhan Juru selamat Dunia yang kedua dan Tuhan Pencipta di Jagad Raya."
Halaman 2 dari 4
(bag/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads