"Hampir semua partai politik yang saya temui mereka juga memberikan dukungan penuh (spanduk dicopot)," kata Soni kepada wartawan di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2017).
Selanjutnya, untuk menghindari terjadinya konflik, Soni berpesan kepada masyarakat agar saling memahami. "Jadi prinsip kita itu, sebenarnya kan saya ingin tanamkan bahwa kita semua itu bersaudara. Sebagai saudara, mari kita saling memahamilah," Soni menyampaikan pesannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku tidak tahu siapa yang memasang spanduk provokatif tersebut. Soni berpendapat bahwa bisa pribadi atau golongan yang menjadi penggerak untuk memasang spanduk tersebut.
"Spanduk itu datang dari mana, kadangkala yang masang juga tidak diketahui. Kadang individu, kadang digerakkan yang lain. Tapi kita nggak tahu siapa yang menggerakkan," kata Soni.
Bukan hanya kepada masyarakat, Soni juga mengimbau Satuan Polisi Pamong Praja DKI (Satpol PP DKI) yang bertugas menurunkan spanduk-spanduk tersebut melakukan pendekatan persuasif. Soni mengimbau masyarakat menurunkannya sendiri. Jika tidak, akan diturunkan secara paksa.
"Kalau bisa, mereka bisa menurunkan sendiri. Kalau tidak bisa, terpaksa demi dan untuk ketenteraman dan ketertiban umum, harus secara paksa diturunkan. Karena dalam rangka menegakkan peraturan daerah," terang Soni.
Bahkan Dewan Masjid Indonesia (DMI) DKI Jakarta sudah mengeluarkan edaran untuk mencopot spanduk yang berbau SARA tersebut. "DMI Jakarta sudah buat press release, tokoh agama dan semuanya memberikan dukungan penuh untuk tidak memasang spanduk-spanduk provokatif dan menurunkannya," ujar Soni. (irm/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini