Namun rencana pulang kampung untuk melahirkan anak ketiganya itu terpaksa tak kesampaian. Ia merasa seperti mimpi ketika harus melahirkan bayi laki-laki tanpa pertolongan medis dan berada di dalam bus. Meski melahirkan seorang diri, bayi laki-laki dengan berat 2.8 kg dan panjang 48 cm itu lahir dengan persalinan normal dan kondisi sehat.
"Saya pun macam mimpi melahirkan disini. Orang-orang baru tahu saya lahiran setelah bayi saya keluar dan nangis," ungkap Yulfitri sambil menimang bayinya di ruang bersalin Bidan Praktek Mandiri (BPM) Amalia Hasanah, Ketapang, Banyuwangi, Jumat (17/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yulfitri bercerita tak diizinkan menaiki pesawat lantaran kehamilannya yang sudah mendekati hari perkiraan lahir (HPL). Lalu ia memilih menggunakan kapal laut dan berangkat dari Malaysia menuju Surabaya pada Selasa (14/3) lalu. Di hari kedua saat menempuh perjalanan laut inilah, perempuan yang akrab disapa Yul itu merasa perutnya kontraksi dan muncul bercak darah. Ketika hari ketiga perjalanannya, Yul tiba di Surabaya dan langsung melanjutkan perjalanan pulang dengan bus PO Tiara Mas jurusan Surabaya-Bima.
Ketika bus akan melintasi Selat Bali dan mengantre di halaman parkir Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Yulfitri tiba-tiba merasakan kontraksi hebat di perutnya. Penumpang bus lainnya sempat kaget setelah mengetahui ada bayi yang lahir dan menangis kencang. Yul juga kaget sebab HPL yang diprediksi oleh dokternya di Malaysia maju sekitar 10 hari.
"2 hari 2 malam perjalanan pakai Kapal Pelni. Di hari kedua itulah sudah ada tanda-tanda darah, tapi ku tahan-tahan dulu. Sampai di Surabaya langsung naik bis, sekitar jam 12 malam (Jumat 17/3) sambil duduk di bus, nggak dibantu siapa-siapa, eh lahiran," ceritanya sambil tertawa girang.
Usai melahirkan bayi seorang diri, Yul dibantu bidan jaga untuk memotong tali pusar bayi dan langsung dievakuasi dengan ambulance milik PT. ASDP Ketapang ke Bidan Praktek Mandiri (BPM) Amalia Hasanah, Ketapang, yang jaraknya sekitar 500 meter dari Pelabuhan Ketapang.
Yul mengaku sudah menghubungi suaminya yang ada di Malaysia dan juga keluarganya yang ada di Lombok. Keluarganya yang di Lombok ingin menjemput tapi terkendala dengan biaya. Anak pertama Yul yang pertama berusia 5 tahun dan saat ini tinggal bersama ayahnya di Malaysia. Sedangkan putra kedua yang berusia 2 tahun sudah dipulangkan Lombok dengan naik pesawat sebelum dia pulang menggunakan kapal.
"Sudah saya telepon suami dan keluarga, saya ingin cepat pulang ke Lombok saja karena keluarga juga ingin ketemu," pintanya.
Bidan Amalia Hasanah yang merawat Yul menyatakan meski sang ibu masih lemas pasca melahirkan, Yul dan bayi laki-lakinya dalam keadaan sehat.
Meski Yul memaksa ingin segera pulang kampung, Amalia mengaku akan merawat Yul hingga benar-benar pulih dan kuat untuk pulang ke kampung halamannya. Sementara untuk biaya kesehatan, Amalia akan membebaskan biaya perawatan.
"Tidak ada biaya yang kami tarik, semua saya gratiskan. Kasihan dia sendirian. Dia memaksa untuk pulang tapi tidak saya izinkan karena belum 24 jam selain itu dia juga tidak dijemput oleh keluarganya. Nggak mungkin saya ijinkan pulang sendirian dalam kondisi seperti ini," jelas Amalia. (rna/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini