Melihat Keris Bali dari Abad Ke-13 yang Ditemukan di Sumatera

Pesona Keris Nusantara

Melihat Keris Bali dari Abad Ke-13 yang Ditemukan di Sumatera

Elza Astari Retaduari - detikNews
Jumat, 17 Mar 2017 09:38 WIB
Foto: Elza Astari Rd/detikcom
Jakarta - Meski terkesan old school, keris masih menjadi primadona bagi banyak orang. Banyak kolektor yang tak segan mengeluarkan 'mahar' besar saat berburu keris.

DPR menggelar pameran Keris Bali dan Lombok selama beberapa hari ini. Berbagai keris sepuh langka dan unik dipamerkan dan menarik perhatian.

Seperti sebuah keris yang ditunjukkan kurator keris Basuki Teguh Yuwono kepada Wakil DPR Fadli Zon, Rabu (15/3). Fadli sendiri terkenal sebagai politikus yang menyukai benda antik, termasuk keris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Basuki menunjukkan keris tersebut kepada Fadli. Keris itu berwarna gelap, termasuk sarungnya. Basuki memberi tahu Fadli, keris itu merupakan keris khas Bali dan Lombok namun ditemukan di Sumatera.

"Uniknya lagi, ini ditemukan oleh Pak Rudi Oei di Sumatera. Karakteristik Kediri-nya, Singasari-nya masih kental, sehingga ini secara aspek historis sangat luar biasa," jelasnya.
Basuki. Kurator keris Basuki Teguh Yuwono (Elza Astari Rd/detikcom)

"Menandai jenjang, ya," tambah Fadli.

Dijelaskan Basuki, keris unik itu diperkirakan produk buatan abad ke-13. Selain itu, keris itu mungkin ditemukan setelah lama tertimbun di sungai.

"Ini kisaran abad ke-13 awal. Kemungkinan ini temuan. Kadang-kadang keris ditemukan di sungai, ketika orang menggali tanah dan sebagainya," sebut Basuki.

Para ahli keris bisa memperkirakan hal tersebut lewat berbagai ciri yang ada. Seperti keris milik kolektor Medan tersebut yang tampak telah lama terpendam.

"Kalau melihat karakteristik bilahnya ini, tampak di permukaannya pernah terjadi aspek korosi yang cukup tinggi. Namun kemudian dirawat dengan baik dan kondisinya sangat bagus," urai dia.

Basuki menjelaskan keris sepuh memang sering kali ditemukan orang di sekitar sungai. Untuk di Sumatera, menurutnya, keris banyak ditemukan di Sungai Musi, sementara untuk Jawa, keris banyak ditemukan di Bengawan Solo.

"Di sepanjang Sungai Musi, kemudian di Bengawan Solo di Jawa banyak dijumpai keris. Dulu jalur transportasi kan sungai, kemudian terjadi peperangan (warga banyak) nyebrang sungai. Sehingga banyak barang yang jatuh ke sungai, salah satunya keris," jelas Basuki.

Keris yang dipamerkan ini, menurutnya, memiliki karakteristik seperti keris-keris era Kerajaan Singosari atau Kediri. Karakteristik seperti itulah yang kemudian berkembang di Bali dan Lombok.

"Jadi bisa dikatakan, salah satu prototipe dasar perkembangan keris Bali bersumber dari keris Singosari. Kan ukurannya membesar, bentuk rerincikan-nya seperti Bali. Setiap keris punya bentuk yang beda," paparnya.

"Rupa bentuk keris itu disebut dapur, itu tipologi bentuk. Itu terdiri atas ribuan bentuk. Motif pamor juga ribuan," sambung Basuki.

Selain pameran, acara kerja sama antara DPR dan Serikat Nasional Keris Indonesia tersebut memfasilitasi bursa. Para pencinta dan kolektor bisa melakukan jual-beli keris. (elz/bag)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads