Pertama, saat berbincang dengan TKI asal Lombok di Kedah, Pulau Penang, masalah ini muncul dari curahan hati Abdul Muis, yang sudah bertahun-tahun di Malaysia. Kemudian, masalah ini juga muncul kembali saat Retno berbincang di Provinsi Johor dengan TKI di perkebunan sawit Ladang Basir Ismail milik perusahaan Kulim (Malaysia) Berhad.
Menurut Menlu Retno, masukan dari para TKI yang mengalami pemerasan dari oknum di bandara ini menjadi catatan khusus. Hal itu nanti disampaikan kepada Kementerian Hukum dan HAM, yang bertanggung jawab dalam proses imigrasi di Bandara, dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerasan oleh TKI yang datang ke Tanah Air memang pernah marak. Bahkan pernah terjadi di Bandara Soekarno-Hatta. Hal tersebut, menurut Menlu, menjadi perhatian dan sudah ditertibkan atas perintah Presiden langsung.
Sedangkan jika pemerasan itu terjadi di bandara Lombok, dalam waktu dekat dirinya akan berkunjung ke sana. Apalagi kebanyakan TKI yang bekerja di sektor perkebunan sawit adalah warga Nusa Tenggara Barat.
"Insyaallah nanti saya ke Lombok. Saya ingin menekankan Bapak-Ibu agar fokus bekerja karena Bapak-Ibu ada yang melindungi," katanya.
Lalu Muhammad Iqbal selaku Direktur Perlindungan WNI yang mendampingi Menlu juga mengatakan kedatangan Menteri ke perkebunan sawit murni ingin mendengarkan aspirasi TKI di Malaysia. Segala masukan yang disampaikan akan diinformasikan kepada Presiden dan menteri lain yang terkait.
"Kedatangan Ibu Menlu serius karena hasil kunjungan ini nanti disampaikan kepada Presiden dan menteri-menteri lain," kata Lalu Muhammad Iqbal, yang kebetulan berasal dari Lombok. (bri/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini