Di Stasiun Purwosari, Kanit Dalmas Sabhara Polresta Surakarta AKP Suyono menjelaskan keributan berawal dari sopir taksi yang merasa tidak mendapatkan keadilan. "Taksi yang parkir di citywalk digembok (oleh Dishub), tapi ojek online tidak," ujarnya.
Menurutnya, para sopir taksi lalu melarang sopir Go-Jek berada di kawasan Stasiun Purwosari. Pelarangan tersebut diketahui juga diikuti dengan aksi pengusiran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas pengusiran tersebut, puluhan sopir Go-Jek berkumpul di sebelah timur stasiun. Pada waktu yang bersamaan, para sopir taksi bergerak dari stasiun menuju Balai Kota Surakarta untuk melakukan unjuk rasa.
Ketika sopir taksi melewati sopir Go-Jek yang berkumpul, terjadi pelemparan batu. Lemparan diduga dilakukan oleh salah satu sopir Go-Jek. Satu mobil taksi rusak ringan akibat kejadian itu.
baca juga: Ojek Online dan Transportasi Konvensional di Solo Bentrok
Karena dikhawatirkan terjadi bentrokan, petugas kepolisian membubarkan mereka. Beberapa perwakilan diminta beraudiensi di Mapolresta Surakarta.
Para sopir taksi, becak, dan ojek pangkalan lalu menggelar demonstrasi di halaman Balai Kota untuk menolak beroperasinya Go-Jek. Pada saat bersamaan, para pengemudi ojek online Go-Jek berkendara secara bergerombol di Jl Jenderal Sudirman, depan Balai Kota.
Para demonstran lalu berlarian ke jalan menghentikan pengendara Go-Jek. Kedua belah pihak berusaha saling menyerang. Bentrokan pun berlangsung beberapa saat.
Petugas kepolisian, Satpol PP, dan petugas satpam kemudian melerai keduanya. Puluhan Go-Jek yang berkonvoi diminta menjauh dari lokasi. Sedangkan sopir transportasi konvensional diminta masuk ke Balai Kota. Gerbang Balai Kota ditutup karena bentrokan tersebut.
Kasatreskrim Polresta Surakarta Kompol Agus Puryadi mengaku akan berkoordinasi dengan bagian operasi untuk mencegah adanya tindak kriminal. "Untuk meminimalisir, akan dilakukan penyekatan antara keduanya. Kita juga akan memperbanyak petugas berpakaian." (mbr/mbr)











































