Polisi Ungkap Profil Para Pelaku Pornografi Anak 'Loly Candy's'

Polisi Ungkap Profil Para Pelaku Pornografi Anak 'Loly Candy's'

Mei Amelia R - detikNews
Rabu, 15 Mar 2017 13:04 WIB
Foto: Ilustrasi: Edi Wahyono
Jakarta - Polisi menyebut 4 pelaku pornografi anak via online jaringan internasional memiliki latar belakang pendidikan rendah. Salah seorang pelaku di antaranya adalah pekerja warnet, bahkan ada pengangguran dan buruh.

"Pekerjaan para pelaku ada yang penjaga warnet, buruh, cuci steam bahkan pelajar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)," ujar Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Wahyu Hadiningrat kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (15/3/2017).

Tersangka Mochammad Bahrul Ulum (25) alis Wawan alis Snorlax adalah tamatan Sekolah Dasar (SD). Tersangka pernah bekerja di sebuah warnet di Malang, Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat bekerja jadi penjaga warnet, di situ dia mengenal media sosial," ucapnya.

Sementara tersangka Dede Sobur alias Illu Inaya alias Alicexandria (27), pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tersangka sehari-hari bekerja sebagai buruh harian lepas.

"Kemudian tersangka SHDW alias Siha Dwiti (16) adalah pelajar SMK di Tangerang," cetusnya.

Tersangka DF alias T-Day (17) bahkan putus sekolah saat kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bogor. Dia sehari-hari bekerja di sebuah tempat cuci steam di Kabupaten Bogor.

Tersangka Wawan dan T-Day diketahui telah melakukan kekerasan seksual terhadap sejumlah anak di bawah umur. Beberapa di antaranya diunggah ke dalam grup Facebook tersebut.

Secara terpisah, Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Roberto Gomgom Pasaribu mengungkap tersangka Wawan sangat aktif di media sosial saat bekerja sebagai penjaga warnet.

"Di situ dia berselancar mencari situs-situs pornografi sampai akhirnya dia membuat akun grup Facebook tersebut pada September 2016," kata Roberto.

Grup Facebook tersebut beranggotakan 7 ribuan lebih member lokal maupun internasional. Selama hampir 1 tahun beroperasi, sedikitnya ada 600 konten foto dan video pornografi anak yang diunggah ke media sosial tersebut.

"Akun Facebooknya sudah diblokir," tutup Roberto. (mei/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads