Ibu satu anak ini setiap hari menjalani hidup sebagai pemungut sampah plastik. Ester menghabiskan hari dan tinggal di sebuah kawasan yang tak bisa disebut bersih.
"Saya tinggal di daerah Kali Gendong sudah lama. Sudah banyak yang berubah di sini," kata Ester ketika ditemui di lokasi, Selasa (14/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia mengakui situasi itu turut mempengaruhi kondisi Kali Gendong. Menurutnya, warga baru yang datang kadang tidak memperhatikan kondisi Kali Gendong.
"Di sini sudah banyak warga baru, banyak bangunan baru juga. Itu ada juga yang bangun rumah di tengah kali," ujarnya.
"Kalau dulu ada bangunan yang sudah digusur. Ada banyak yang sudah pindah ke Rusun Muara Baru, Rusun Rawa Bebek, Rusun Marunda. Tapi warga yang asli warga sini nggak kedapetan rusun. Warga baru yang pindah ke sini bangun rumah seadanya, itu, ada yang di tengah kali," sambungnya.
Hidup di pinggir kali, Ester mengaku mengalami suka-duka. Rumah milik orang tuanya ada di sekitar Kali Gendong, namun rumah itu sudah digusur.
Penggusuran itu dilakukan pada masa Joko Widodo menjadi Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, pihak Pemerintah Provinsi DKI pun mengeruk lumpur dan sampah yang ada di Kali Gendong.
"Dulu air di sini lancar, tahun 2012 pas terakhir banjir nggak lancar karena banyak sampah dari banjir. Barang warga pada masuk kali, jadi banjir sampai atas kali. Pas bongkaran, bulan Januari tahun 2014 backhoe turun ke kali. Akhirnya dikeruk semua. Jadi air lancar sampai kali," tuturnya.
Kondisi itu bertahan hingga kini. Sebab, tim dari petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU), menurutnya, juga sering terjun untuk ikut membersihkan Kali Gedong.
![]() |
"Sekarang udah sering dikeruk, sama Kali Waduk juga. Setelah itu sudah nggak pernah banjir. Kalo banjir juga nanti surut lagi, nggak pernah sampai sini. Hari Jumat sama Sabtu kemarin warga gotong royong bersihin sampah di Kali Gendong. Orang dari kecamatan, yang pakai baju oranye, pada datang ke sini juga," ucap Ester.
Di lokasi yang sama, Pani (30), mengakui hal serupa. Kondisi Kali Gendong menjadi buruk karena kali ini sudah tidak diurus. Hal ini menyebabkan Kali Gendong menjadi tidak lagi aktif.
"Kali Gendong sekarang udah nggak aktif. Karena tidak terurus, akhirnya jadi nggak fungsi lagi. Selain itu juga karena banyak rumah jadi air nggak jalan alirannya," kata Pani, yang karib disapa Pakong.
Pakong mengaku sejak lahir sudah meninggali daerah sini. Sama dengan Ester, Pakong berprofesi sebagai pemulung sampah. Jika dibandingkan dengan kondisi sekarang, Pani mengharapkan adanya perbaikan dari sisi kebersihan kali.
"Kita pengennya bersih sih. Kalau dulu sih kita gotong royong. Kadang ada juga PPSU yang bersihin. Kalau sampah dari kali itu langsung diambil pakai mobil truk. Dibawa langsung ke tempat sampahnya," ungkapnya.
Pani mengatakan di lokasi ini ada 3 pintu air. Namun kini tinggal 1 pintu air yang berfungsi.
"Dulunya komplet, di sini ada 3 pintu air. Airnya ngalir. Tapi karena nggak keurus, jadinya cuma 1 pintu air yang berfungsi yang ada di Kali Mati," ucapnya sembari menunjuk ke arah pintu air yang ada di sisi Jalan Pluit Selatan Raya. Lokasi pintu air itu sekitar 50 meter dari Mapolsek Metro Penjaringan.
Meski demikian, kondisi Kali Gendong yang penuh sampah, menurutnya, tidak berdampak terhadap kondisi kesehatan warga yang tinggal di sekitarnya. Pani berpendapat kondisi tersebut sudah menjadi hal biasa, sehingga warga sekitar pun sudah beradaptasi atas kondisi yang ada.
"Kita nggak terlalu pengaruh sih kondisi kali sama kesehatan. Karena warga juga udah biasa sama kondisi seperti ini. Ibaratnya, kita sudah pernah juga ngalamin yang lebih parah juga," tuturnya.
Baik Ester maupun Pani mengatakan, dalam kesehariannya, mereka menggunakan air bersih yang berasal dari PT Perusahaan Air Minum (PAM). Air tersebut digunakan untuk berbagai kepentingan.
"Selama ini kita pakai air PAM, dari dulu pakai air PAM. Itu untuk minum, mandi, nyuci. Per bulan bayar Rp 50 ribu. Alhamdulillah di sini air selalu ada. Bahkan yang tinggal di apartemen pun kalau lagi mati airnya, mereka juga mengambil di sini. Bagi kita, air itu penting banget, orang nggak bisa hidup kalau tanpa air," ucapnya. (jbr/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini