Hidayat Nur Wahid: Tokoh PUI Ikut Berjuang Mendirikan NKRI

Hidayat Nur Wahid: Tokoh PUI Ikut Berjuang Mendirikan NKRI

Niken Widya Yunita - detikNews
Selasa, 14 Mar 2017 16:22 WIB
Foto: Dok MPR
Jakarta - Sejarah mencatat banyak tokoh dari organisasi Islam yang turut membidani lahirnya bangsa Indonesia. Ada yang dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, hingga Persatuan Umat Islam (PUI).

Tiga pendiri PUI tercatat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ketiga pendiri PUI itu adalah Ahmad Sanusi, Abdul Halim, dan Mr Rd Syamsuddin.

Karena itu, tidak ada alasan untuk mencurigai, apalagi menuduh, umat Islam Indonesia antitoleransi. Terbukti, sejak berdirinya Indonesia, banyak tokoh dan masyarakat Islam yang berjuang untuk berdirinya Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan teks Pancasila yang ada sekarang, di antaranya, merupakan jasa dan pengorbanan umat Islam. Umat Islam rela dihapuskannya tujuh kata dalam piagam Jakarta.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR di hadapan anggota Persatuan Umat Islam Wilayah DKI Jakarta. Acara tersebut berlangsung di Sekretariat Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Umat Islam DKI Jakarta, Jl Galur Jaya, Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2017).

Karena itu, munculnya fenomena dalam Pilkada Jakarta yang mengatakan umat Islam antitoleransi sangat tidak tepat. Tuduhan tersebut disampaikan orang yang tidak bertanggung jawab serta tidak mengenal sejarah pengorbanan umat Islam terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Hidayat Nur Wahid: Tokoh PUI Ikut Berjuang Mendirikan NKRIFoto: Dok MPR

Dalam kesempatan itu, Hidayat mengingatkan soal pentingnya dunia pendidikan. Menurutnya, pendidikan merupakan sarana untuk memajukan masyarakat.

Karena itu, PUI harus senantiasa memperhatikan persoalan pendidikan. Apalagi pendidikan merupakan salah satu tugas pemerintah yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

"Tidak benar kalau ada ancaman, jika calon gubernur ini tidak jadi, maka program pendidikan akan berhenti. Ancaman itu tidak berlaku dan sangat menyesatkan," kata Hidayat.

Bagi anggota Persatuan Umat Islam, kawasan Galur Jaya, Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, adalah wilayah yang istimewa. Sebab, di sinilah dulu pendiri PUI Ahmad Sanusi menjadikan Galur Jaya sebagai wilayah dakwah selama dijadikan tahanan oleh pemerintah Belanda. (ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads