![]() |
Ronald memiliki alasan sendiri Dewi yang dia bayangkan sebagai malaikat penuntun itu dilukis tanpa busana. "Ketelanjangan itu saya lihat dari artistik. Kalau seandainya ada malaikat di depan atau belakang kita, sementara kita dalam bahaya, kita dilindungi," kata Ronald saat berbincang dengan detikcom, Senin (13/3/2017) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kini di Indonesia, lukisan tersebut tengah menjadi bahan perbincangan. Ronald menyayangkan jika yang diperbincangkan adalah soal kontroversi gambar telanjang. Sebab, karyanya tersebut dibuat dengan dasar seni, tanpa ada maksud lain.
"Saya pikir agak sayang melihat terlalu di permukaannya. Belum melihat isinya. Memang barangkali segmennya belum ke sana karena budaya berbeda," ungkapnya.
![]() |
Ronald menceritakan bahwa perlu proses yang cukup panjang hingga kemudian muncul inspirasi lukisan Sukarno dan Dewi Sukarno tanpa balutan busana. Semua bermula saat dia ingin membuat sebuah karya lukisan dengan objek Sukarno yang berbeda dari kebanyakan alias 'out of the box'.
"Kebanyakan lukisan Sukarno itu, kalau nggak pidato, pidato lagi. Paling hebat lukisan Sukarno itu karya Basuki Abdullah yang high profile," kata Ronald.
![]() |
Syahdan. Inspirasi itu muncul saat Ronald tengah mendatangi Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Tepatnya saat dia berdiri di samping adegan Bung Karno dan sejumlah tokoh menandatangani naskah Proklamasi.
"Waktu di museum, saya melihat beberapa kali yang istimewa dari Sukarno. Terbersit Sukarno ini kalau orang bilang punya 'malaikat penuntun' atau guardian angel. Semua orang punya malaikat penuntun," tutur Ronald.
![]() |
"Malaikatnya tidak kelihatan. Karena tidak kelihatan, makanya tidak perlu baju. Orang lahir juga kan telanjang. Jadi nude atau ketelanjangan itu kemurnian," tambah Ronald. (erd/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini