Belasan petani Kendeng, Pati, Jawa Tengah, menggelar aksi protes atas pembangunan pabrik semen di wilayah mereka. Sore ini mereka nekat menyemen kaki sebagai bentuk protes.
Pantauan detikcom di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2017), para petani ini sudah berada di lokasi sejak pukul 15.00 WIB. Para ibu berpakaian kebaya dengan jarit, sedangkan para pria memakai kaus atau baju batik berlengan pendek dan memakai celana pendek.
Semen, pasir, dan tanah yang dibawa oleh para petani. (Akhmad Mustaqim/detikcom) |
Para petani itu membawa pasir, 1 ember besar, tanah 5 sak, dan semen 4 sak. Dari 18 orang itu, ada sepuluh petani yang nekat menyemen kaki mereka.
Sambil duduk di kursi besi di depan pintu Monas yang berhadapan dengan Istana Merdeka, mereka menggelar aksi protes dalam diam. Hanya topi caping bertulisan 'Tolak Pabrik Semen' yang menjadi suara penolakan mereka.
Caping bertulisan 'Tolak Pabrik Semen' (Akhmad Mustaqim/detikcom) |
Sebagaimana diketahui, ada polemik di kawasan pegunungan Kendeng, yang meliputi Pati dan Rembang, Jawa Tengah. Di kawasan itu, hendak beroperasi pabrik semen. Penolakan muncul dari kaum tani setempat. Gugatan peninjauan kembali (PK) dari petani Kendeng dikabulkan, yakni dalam putusan PK Mahkamah Agung Nomor 99 PK/TUN/2016 tertanggal 5 Oktober 2016.
Foto: Akhmad Mustaqim/detikcom |
Namun kabar terbaru menyebutkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerbitkan izin untuk PT Semen Indonesia, yang ditandatangani lewat Keputusan Gubernur Nomor 660.1/6 Tahun 2017 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan dan Pembangunan Pabrik Semen PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang.
(ams/fjp)












































Semen, pasir, dan tanah yang dibawa oleh para petani. (Akhmad Mustaqim/detikcom)
Caping bertulisan 'Tolak Pabrik Semen' (Akhmad Mustaqim/detikcom)
Foto: Akhmad Mustaqim/detikcom