Corporate Secretary PT Semen Indonesia Agung Wiharto menjelaskan total tenaga kerja untuk mengoperasikan pabrik semen Rembang yang menggunakan teknologi canggih sekitar 261 orang. Selain itu, didukung oleh anak-anak perusahaan yang bakal menyerap tenaga kerja sekitar 1.600 orang.
"Hal itu tentu bertahap, sambil menunggu operasi pabrik berjalan normal," jelas Agung dalam keterangan tertulis, Senin (13/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian sudah masuk Rembang. Bahkan driver-driver Varia Usaha berasal dari warga desa-desa sekitar pabrik. Artinya, penyerapan tenaga kerja dari sekitar pabrik sudah mulai berjalan. Anak-anak perusahaan kan juga harus bersiap, sehingga nanti, begitu beroperasi, seluruh anak perusahaan juga sudah siap mendukung," kata Agung.
![]() |
Agung mengaku belum tahu persis kapan pabrik akan mulai beroperasi. Namun dia berharap pada April nanti pabrik sudah beroperasi.
"Jadi begini, pabrik itu terintegrasi dalam lima tahap. Mulai dari tahap persiapan bahan baku, penggilingan, pembakaran, menjadi klinker (bahan baku semen) untuk digiling lagi, kemudian packaging. Masing-masing tahap itu memiliki tanggung jawab. Nah, tiap-tiap unit selama ini ya terus mempersiapkan diri. Jadi kapan pun pabrik beroperasi, mereka sudah siap. Jadi mereka selama ini tidak kemudian berdiam diri. Misalnya melakukan pemanasan mesin ya terus dilakukan," ungkapnya.
Saat ini, PT Semen Indonesia fokus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar pabrik. Sosialisasi dilakukan hingga merata diterima oleh masyarakat.
"Masukan-masukan juga tetap kita terima. Kami melakukan sosialisasi terus-menerus sejak tanggal 24 Februari 2017. Kita lakukan setiap hari di desa-desa di Ring I, seperti Tegaldowo, Pasucen, atau Timbrangan. Kami juga mengundang media untuk meliput kegiatan sosialisasi itu," paparnya.
Ketika ditanya soal bagaimana reaksi masyarakat di sekitar pabrik sejauh ini, Agung menjelaskan mayoritas mendukung. Meski begitu, pihaknya juga menghormati jika masih ada masyarakat yang belum mendukung.
"Kalau teman-teman yang tidak mendukung kami, mereka ya terus jalan. Mereka juga menulis surat kepada kami, menyatakan tidak setuju dengan program sosialisasi yang kami lakukan. Ya tidak apa-apa, kami hormati saja. Kami sendiri secara hukum dan legal kan sudah diizinkan berjalan," pungkasnya. (ega/try)