Meski cuaca sempat berkabut tebal, rekonstruksi tetap dilakukan. "Cuaca masih cukup mendukung untuk melakukan rekonstruksi," kata Wakapolres Karanganyar Kompol Prawoko.
Sekitar 50 orang mengikuti rekonstruksi tersebut. Mereka terdiri dari peserta dan kuasa hukum panitia. Jaksa penuntut umum (JPU) Kejaksaan Negeri Karanganyar juga turut hadir. Dua korban tewas digantikan oleh petugas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesaat setelah peserta tiba, rekonstruksi segera dimulai. Adegan pertama, yakni peserta berkumpul di lapangan dimulai pukul 11.00 WIB.
Baca Juga: Petaka Pecinta Alam di Lereng Lawu
Diberitakan sebelumnya, Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak mengungkapkan adegan-adegan yang diulang didasari alat bukti yang sudah diperoleh penyidik. "Alat bukti sudah kita peroleh, baik dari lapangan maupun keterangan saksi-saksi," ujarnya.
Polres Karanganyar, yang dibantu tim Laboratorium Forensik Polda Jawa Tengah, sebelumnya telah menemukan bukti baru berupa foto dan video dokumentasi kegiatan yang sempat hilang. Dokumentasi tersebut juga menjadi dasar untuk melakukan rekonstruksi.
Menurutnya, reka ulang adegan dilakukan untuk memberikan gambaran nyata kejadian yang mendekati sebenarnya di TKP. "Siapa mengalami, melihat apa, terhadap siapa dilakukan, siapa yang melakukan, siapa yang bertanggung jawab," kata Ade Safri.
Baca Juga: Prahara Mapala Unisi
Setelah tahapan rekonstruksi, polisi akan segera melakukan gelar perkara untuk menentukan tersangka baru. Sedikitnya dua tersangka baru akan ditetapkan dalam kasus dugaan penganiayaan tersebut. "Yang jelas lebih dari satu orang," pungkasnya.
Seperti diketahui, tiga mahasiswa UII tewas setelah mengikuti diklat The Great Camping (TGC) Mapala XXXVII UII di Tlogodringo, Tawangmangu, Karanganyar. Mereka adalah Muhammad Fadli, Syaits Asyam, dan Ilham Nur Padmy Listia Adi. Sedangkan belasan mahasiswa UII lainnya juga mengalami luka-luka seusai diksar. (mbr/try)