Tata Rasyid, Bapak Penolong di Gunung Bawakaraeng Itu Telah Tiada

Tata Rasyid, Bapak Penolong di Gunung Bawakaraeng Itu Telah Tiada

Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews
Senin, 13 Mar 2017 06:58 WIB
Tata Rasyid semasa hidup. (Dok. Istimewa)
Makassar - Tata Rasyid, penjaga Gunung Bawakaraeng, telah tiada. Tata dijuluki 'Bapak Penolong' oleh para pendaki yang kerap mampir di rumahnya.

Usia Tata diperkirakan 70 tahun. Dia merupakan warga Dusun Lembanna di lereng Gunung Bawakaraeng, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan. Tata dikabarkan meninggal dunia sekitar pukul 00.15 Wita, Senin (13/3/2017).

Tata digelari Bapak Penolong karena sering terlibat dalam misi pencarian pendaki yang hilang atau ikut mengantar para pendaki hingga ke puncak, meski usianya sudah sangat renta. 'Tata' juga berarti 'Bapak' atau orang yang dituakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tata merupakan saksi sekaligus orang yang membantu regu penolong dalam tragedi Gunung Bawakaraeng, yang menewaskan belasan orang pada Agustus 1987. Ketika itu, puluhan warga dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan menunaikan salat Idul Adha di puncak gunung setinggi 2.830 mdpl tersebut.

Peristiwa 30 tahun silam itu juga menjadi alasan tiap musim haji tim SAR membuka posko evakuasi di kaki Gunung Bawakaraeng. Jarak Gunung Bawakaraeng dengan Kota Makassar 80 kilometer.

Anggota Forum Pemerhati Lingkungan Makassar, Paulus Tandi Bone, mengenang sosok Tata sebagai Tetuah Lembanna yang suka memberi petuah kepada para pendaki sebelum menuju puncak Bawakaraeng.

Salah satu petuahnya yang terkenal bagi pendaki adalah 'siapkan fisik, mental, dan mantel sebelum mendaki'. Mantel dianggap sangat penting oleh Tata karena di lereng Bawakaraeng sering turun hujan.

Tidak jarang Tata menegur para pendaki yang tidak siap mendaki, seperti kekurangan bahan makanan dan kelengkapan standar, seperti jaket tebal.

"Rumahnya kerap dijadikan rumah singgah bagi para pendaki, suka menemani pendaki hingga ke puncak. Dia tidak pernah meminta imbalan, bahkan sering kali kami menghabiskan makanan di rumahnya. Tapi Tata Rasyid tidak pernah keberatan," ujar Paulus saat dihubungi detikcom.

Paulus menyampaikan ia dan kawan-kawannya sesama pencinta alam akan bertolak menuju Lembanna untuk melayat Tata.

Tata sebelum wafat diketahui mengidap radang paru dan diabetes. Pada pertengahan Januari lalu, ia dirawat di Rumah Sakit Islam Faisal, Makassar.

Bukan hanya puluhan anggota kelompok pencinta alam yang datang membesuknya, Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal juga tidak ketinggalan datang membantu untuk perawatan Tata. Syamsu mengenal Tata pada awal '90-an, saat masih aktif di kelompok pencinta alam di kampusnya, FISIP Universitas Hasanuddin.

Selamat Jalan, Tata! (mna/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads