Sepintas, monumen di Ngebrusan, Kestalan, Banjarsari, Solo tersebut tampak seperti tempat pemujaan. Namun jika dilihat lebih detail, terdapat pancuran-pancuran air yang dahulu digunakan untuk mandi. Bagian dalamnya dibagi bilik-bilik kecil sebagai tempat buang air besar.
Menurut sejarah, monumen tersebut digunakan sebagai tempat MCK (mandi cuci kakus) umum oleh warga sekitar. Meski tanpa pintu, MCK untuk pria dan wanita tetap dipisah. Setiap bilik dibuat berkelok-kelok agar tidak terlalu terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat Humas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Bayu Tunggul, menjelaskan, ponten didesain oleh arsitek ternama Belanda, Thomas Karsten. "Dulu terjadi wabah kolera, karena dekat sini ada kandang kuda. Parahnya, banyak masyarakat membuang hajat di Kali Pepe," ujarnya.
Di zaman modern, MCK umum telah dilengkapi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal. "Rata-rata sudah pakai IPAL komunal. Kalau di ponten ini tampaknya hanya septic tank dan disedot," katanya.
Dia berharap, masyarakat modern semakin peduli terhadap sanitasi lingkungan. "Kalau buang air jangan di sungai. Zaman dahulu saja sudah ada ponten ini. Kalau masih buang air di sungai, tandanya kita justru mengalami kemunduran," ujar Bayu. (irm/dha)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini