Dalam acara internal yang digelar di Hotel Novotel, Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat, tersebut, Ahok dan Djarot turut hadir. Menurut Ahok, salah satu yang dibahas adalah mengenai pelatihan saksi.
"Ini rapat koordinasi, rapat kerja, supaya ngerti cara kerja saksi segala macam. Semua partai, semua relawan, kita kumpulkan," kata Ahok seusai rapat, Kamis (9/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kasih pengarahan juga ke KPU (DKI) dan Bawaslu (DKI). Kita mesti samakan persepsi, dong. Contoh KPU, kalau orang datang sampai jam 1 siang, sudah terdaftar, boleh milih nggak? Boleh. Jadi TPS itu bukan ditutup, penghitungan suara itu jam 1 siang," jelasnya.
Ahok juga memberi contoh mengenai ada banyaknya pemilih di TPS tertentu yang tidak sesuai dengan DPT. Itu karena melonjaknya partisipasi pemilih, sehingga menyebabkan surat suara habis sebelum TPS ditutup pada pukul 13.00 WIB.
"KPU boleh nggak minjam dari TPS yang lain? Boleh. Orang sekarang logikanya begini ya, orang yang nggak milih berapa persen, 22 persen. Kena surat suara 100 persen, berarti kan ada 105 persen. Kalau 22 persen nggak milih, logikanya kalau datang penuh pun kamu masih sisa 27 persen, dong," tutur Ahok.
"Kalau dianggap kami salah ngitung deh, DPT salah ngitung sampai meledak datangnya 120 persen. Kamu kurang 15 persen datang sebelum jam 13.00 WIB, kamu bisa pinjam dari TPS terdekat. Kan nggak mungkin dong TPS bisa dipenuhi 100 persen. Nah, ini harus kita samakan persepsi dengan KPU dan Bawaslu," lanjutnya.
Ahok berharap tidak ada lagi kesalahpahaman yang terjadi di lapangan soal penggunaan hak suara setelah adanya pertemuan dengan KPU DKI dan Bawaslu DKI. Dia menyebut penghilangan hak suara warga DKI yang datang ke TPS karena datang siang adalah hal yang lucu. Karena itu, cagub DKI yang merupakan petahana ini tidak mau peristiwa yang banyak ditemukan pada putaran pertama itu kembali terulang pada hari pencoblosan Pilgub DKI putaran kedua pada 19 April 2017.
"Jadi kita betul-betul mengkonsolidasi (supaya) nggak ada lagi yang salah paham. Nah, kita mau samakan persepsi KPU dan Bawaslu. Di mana ada sejarahnya jam 13.00 WIB nggak boleh milih. Dia sudah datang, kita menghilangkan hak pilih orang, lucu saja," ujar Ahok.
Sebelumnya Sumarno mengakui kedatangannya ke acara internal partai pengusung Ahok-Djarot adalah atas undangan. Ia diundang untuk diskusi persiapan Pilgub DKI putaran kedua.
"KPUD diundang. Diskusi saja, persiapan putaran kedua," kata Sumarno kepada wartawan saat tiba di lokasi, Kamis (9/3). (elz/ams)











































