Puluhan Buruh Tani di Purwakarta Mengeluh Sawahnya Gagal Panen

Puluhan Buruh Tani di Purwakarta Mengeluh Sawahnya Gagal Panen

Mukhlis Dinillah - detikNews
Kamis, 09 Mar 2017 14:43 WIB
Foto: Mukhlis Dinillah/detikcom
Purwakarta - Puluhan hektar lahan persawahan warga di Desa Benteng, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Purwakarta, terserang hama wereng (lembing). Akibatnya sekitar 50 persen tanaman padi milik warga gagal panen.

Kebingungan dengan kondisi itu, puluhan buruh tani di wilayah itu mengadu kepada Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk meminta solusi. Pasalnya, mereka mengalami kerugian dengan tanaman padi yang rusak.

"Maaf pak, kedatangan kita kesini kepengen cerita dan solusi adanya hama wereng yang menyerang sawah kami," ungkap salah seorang buruh tani Nining (48) di rumah dinas Bupati Purwakarta, di Jalan Gandanegara, Kamis (9/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nining mengatakan serangan hama wereng ini terjadi seminggu sebelum panen. Meski begitu, lanjut dia, cukup berimabas terhadap produktivitas panen padi di 80 hektar lahan persawahan tersebut.

Dengan menurunnya besaran produksi, mereka yang hanya bekerja sebagai buruh tani hanya menerima sedikit imbalan saat panen. Sehingga, mereka meminta solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Turunnya hampir 50 persen, misalnya kita dapat 5 kuintal hari ini kita mampu setengahnya, dan cukup merugikan. Kami kan hanya buruh, kalau panennya sedikit, kami juga dapat hasilnya kecil," jelas dia.

"Total jumlah buruh tani di Desa Benteng ada 50 orang," menambahkan.

Menurut Dedi serangan wereng tidak terjadi di lahan persawahan di Purwakarta saja, melainkan wilayah lainnya di Jawa Barat. Pasalnya, serangan serangga itu diakibatkan oleh intensitas hujan yang cukup tinggi.

"Bukan di Purwakarta saja (weren), tetapi di berbagai tempat saja seperti Subang serangan wereng sudah terjadi," kata Dedi.

Meski lumrah terjadi pada lahan persawahan, Dedi enggak angkat tangan dengan apa yang menimpa warganya. Dedi pun memberikan solusi berupa penggantian tanaman padi yang gagal panen.

Tidak hanya kompensasi berupa uang kepada buruh tani, kata dia, pihaknya juga akan mengganti rugi biaya pupuk dan obat-obatan yang dikeluarkan oleh pemilik lahan persawahan di Desa Benteng.

"Ya kompensasi berupa uang hanya untuk buruh tani, perorang mendapat kompensasi 1 juta perorang. Untuk pemilik lahan kita hanya ganti obat dan pupuknya saja," ungkap Dedi.

Untuk meminimalisir lahan persawahan terkena hama, Dedi menyarankan para buruh tani atau pemilik sawah untuk mengurangi penggunaan bahan kimia seperti pestisida. Tetapi menggunakan bahan alami.

"Kurangi pakai pestisida, nanti hamanya tambah kebal, gunakan dengan organik karena bisa meminimalisir serangan hama," pungkas Dedi. (ega/nwy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads