"Tujuannya dalam rangka adanya Operasi Simpatik Jaya 2017, bagaimana kita memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga mereka dalam keadaan nyaman sampai tujuan. Termasuk juga si pengemudi biar terhindar dari kecelakaan. Jadi ini demi keselamatan dirinya dan penumpangnya," kata Kasat Narkoba AKBP Robert Sitinjak di lokasi Jalan Taman Stasiun Tanjung Priok, Jakut, Kamis (9/3/2017).
Dalam kegiatan ini, sudah ada 50 orang sopir bus antar kota antar provinsi, sopir bus dalam kota dan sopir angkutan kota (angkot) yang menjalani tes urine. Sitinjak menargetkan ada sebanyak 200 sopir yang menjalani tes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi sudah ada yang terindikasi positif. Hasil wawancara, dia sopir tembak juga, timer juga. Pengakuannya menggunakan sabu sebulan yang lalu. Tapi tidak mungkin kalau sudah satu bulan tapi masih positif hari ini," ucapnya.
Sitinjak mengatakan berencana kembali menggelar kegiatan serupa. Ia ingin agar para sopir bersih dari narkoba sehingga dapat meminimalisir jumlah kecelakaan di jalan raya.
Di lokasi yang sama, Kepala BNN Kota Jakut Yuanita Amelia Sari mengatakan, sebelum rehabilitasi, petugas akan melakukan pemetaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketergantungan dari para pemakai.
"Tergantung pada tingkat ketergantungannya. Kalau sudah tergolong berat, maka akan jalani rawat inap selama 6 bulan di Lido, Sukabumi. Kalau masih rendah atau sedang, maka akan dilakukan rawat jalan. Dilakukan seminggu 4 kali, tiap Minggu harus laporan," ucap Yuanita.
Saat laporan, petugas akan mengevaluasi, jika ternyata masih terbukti positif, BNN Kota Jakut akan merekomendasikan untuk menjalani rawat inap.
Ketika kegiatan ini digelar, para sopir terlihat cukup kaget. Mereka dibawa oleh petugas ke salah satu ruang di terminal untuk diambil sampel urinenya. Ada beberapa sopir yang diminta kembali kencing ketika sampel urinenya kurang yang membuat alat uji tidak bekerja. (jbr/rvk)