"Ra opo-opo. Kalah di survei ya nggak apa-apa. Repot amat. Yang memenangkan pilgub itu rakyat, bukan lembaga survei," ujar Nusron kepada detikcom, Selasa (7/3/2017) malam.
Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia 1 Golkar itu mengatakan, saat putaran pertama, sejumlah lembaga survei merilis hasil bahwa suara untuk Ahok berkurang karena status tersangka. Namun hal itu dapat dipatahkan seusai pencoblosan pada putaran pertama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal penting yang harus diperhatikan relawan dan pendukung, menurut Nusron, adalah fokus pada strategi pemenangan Ahok-Djarot. Sebab, banyak suara dari pendukung Agus-Sylvi yang diperkirakan akan mengalir untuk Ahok dan Djarot.
"Yang penting semua tim partai, relawan, dan pendukung Ahok kerja keras. Dukungan makin mengalir. Yang dulunya dukung Agus-Sylvi, dukung Ahok juga banyak. Yang dulunya dukung Anies-Sandi sekarang ke Ahok juga banyak. Kita yakin putaran kedua, tetap akan menempatkan Ahok-Djarot jadi pemenang," ucapnya.
Sebelumnya, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Median, elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 39,7 persen. Sedangkan Anies-Sandi unggul dengan perolehan 46,3 persen.
Anies-Sandi juga unggul dalam hasil survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA. Elektabilitas mereka 49,7 persen dan Ahok-Djarot 40,5 persen. (nkn/nkn)