Bukan cuma sosok Presiden Sukarno dan frasa kalimat 'saudara-saudara' yang membuat Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud seperti punya ikatan batin khusus dengan Indonesia. Sejak lebih dari 20 tahun lalu, di lingkungannya juga hadir orang-orang berkebangsaan Indonesia.
"Iya, benar. Sebagian di antaranya bekerja di dapur dan meja makan keluarga Kerajaan. Salah seorang di antaranya bernama Muhammad. Saya ingat dia karena anaknya satu sekolah dengan anak saya di Madinah," kata Unsil Habieb Mansur, pejabat staf KBRI di Riyadh, kepada detikcom, Selasa (7/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu menu makan siang Presiden Jokowi dan Raja Salman di Istana Bogor adalah nasi kebuli. "Itu lo yang ada adegan Pak Jokowi bikin video blog," ujar Unsil, yang saat itu bertugas sebagai penerjemah.
Lelaki kelahiran Tangerang, 13 Desember 1960, itu menjadi staf KBRI sejak 1990. Selepas kuliah di Universitas Madinah pada 1982-1985, Unsil bekerja di sektor swasta. Selama menjadi diplomat, dia tak cuma diminta mendampingi para pejabat di kedutaan, tapi juga para pejabat RI yang berkunjung ke Arab Saudi. Tak aneh bila dia sudah mengenal Raja Salman sejak masih menjadi Gubernur Riyadh.
Ketika dalam sebuah pertemuan Presiden Joko Widodo menitipkan tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi, Raja Salman meresponsnya dengan menyatakan bahwa WNI yang berada di wilayah kerajaannya merupakan bagian dari warga Arab Saudi.
"Beliau katakan WNI adalah warga kami juga. Itu karena Raja Salman tahu dalam kesehariannya memang ada orang-orang Indonesia di sekelilingnya," kata Unsil, yang juga menjadi penerjemah Presiden Jokowi saat bertemu dengan Raja Salman.
Biasanya, ia melanjutkan, para WNI yang bekerja di bagian dapur itu turut serta ke mana pun Raja Salman bepergian. Cuma kali ini mereka sudah mengambil cuti lebih dulu, sehingga tak ikut dalam rombongan ke Jakarta dan Bali. (erd/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini