"Dia diantarkan sejak Kamis lalu. Kondisinya waktu diantarkan sehat," kata sukarelawan Pintu Elok, Admini Prasetyo, Selasa (7/3/2017).
Admini mengatakan keluarga Efraim tinggal di Sangihe Talaud, Sulawesi Utara. Kondisi ekonomi yang kurang mampu menjadi alasan mereka menitipkan Efraim. Sebelum tinggal di Pintu Elok, Efraim tinggal bersama ibu dan neneknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Waktu diantar ke sini tidak ada pesan khusus dari keluarganya. Yang pasti keluarga kurang mampu dan neneknya juga harus menjaga ibu Efraim," kata Admini.
Dia menambahkan setiap anak di panti asuhan ini diperlakukan seperti anak pada umumnya. Begitu pun Efraim, tak ada perlakuan khusus sejak diantarkan keluarganya. "Kami perlakukan seperti bayi biasa. Paling kalau lagi buang air besar dia menangis, habis itu tidur lagi," ujar Admini.
Beberapa hari lalu, Efraim sempat mengalami gangguan kesehatan. Namun kondisinya sudah membaik sejak berobat ke dokter. "Efraim ini tidak rewel. Kemarin dia cuma pilek, tapi sudah dibawa ke dokter," lanjutnya.
Saat ini Efraim mengkonsumsi susu formula, yang merupakan bantuan untuk operasional panti asuhan. Bantuan itu datang dari berbagai wilayah, termasuk dari Kalimantan dan Sumatera.
![]() |
Efraim kini menjadi 1 dari 68 anak yang menghuni panti asuhan Pintu Elok. Dia dirawat oleh 2 pendamping dan 5 sukarelawan. Namun pihak panti asuhan memastikan Efraim tak akan diadopsikan kepada siapa pun.
"Yang datang ingin mengadopsi itu banyak, tapi kita tidak mau. Karena izin dari pemerintah hanya izin menjaga, kami juga tidak memiliki," pungkas Admini. (aan/fdn)