"Ya saya minta restu, minta doa. Kan masalah Jakarta kan juga persoalan Indonesia. Macam-macam (persoalannya), termasuk pilkada," kata Djarot di rumah Buya, Nogotirto, Gamping, Sleman, Kamis (2/3/2017).
Sebelumnya Djarot dan Buya melaksanakan salat magrib jamaah di Masjid Nogotirto yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari rumah Buya. Setelah salat, keduanya berjalan kaki ke rumah Buya dan melanjutkan obrolan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gaji PNS terendah di Jakarta itu Rp 13 juta, gaji lurah Rp 30 juta. Ya asal jujur, jangan korupsi, (kalau korupsi) saya pecat," kata Djarot.
Buya yang berdiri di belakangnya mengiyakan hal yang disampaikan Djarot.
"Iya, jangan korupsi," sahut Buya.
Djarot juga bercerita tentang truk sampah milik DKI Jakarta saat ini yang pembeliannya tidak lagi bergantung pada pihak ketiga.
"Makanya truk kita sekarang bagus-bagus," imbuh Djarot.
Tak hanya itu, Djarot melanjutkan, keduanya juga membicarakan isu sara yang ramai di Pilkada DKI. Terutama soal spanduk 'tolak salatkan jenazah pembela penista agama' yang dipasang di sejumlah masjid di Jakarta.
"Kita sama-sama prihatin isu digoreng-goreng. Saya bilang ke Buya, di masjid-masjid dipasang spanduk, yang membela ini tidak disalatkan, jangan dong. Kalau beda pilihan, tentukan saja di 19 April nanti, jangan nakut-nakutin," kata Djarot. (sip/fdn)











































