Raja Salman dan rombongan tiba di Istana Bogor pukul 13.50 WIB, Rabu (1/3/2017). Presiden Jokowi langsung menyambut Raja Salman dan rela berbasahan terkena air hujan.
Guyuran hujan yang deras kemudian membuat rangkaian penyambutan kenegaraan untuk Raja Salman dipangkas. Prosesi inspeksi pasukan dan penanaman pohon tak dilakukan dalam rangkaian penyambutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyambutan Raja Salman memang sesuai dengan protap yang ada di Istana. Tetapi memang kebanyakan kepala negara atau kepala pemerintahan negara sahabat disambut di Istana Kepresidenan Jakarta ketika berkunjung ke Indonesia.
Sebut saja mantan PM Inggris David Cameron, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Presiden Mesir Al Sisi, PM Belanda Mark Rutte, PM Norwegia Erna Solberg, PM Hungaria Viktor Orban, PM Malaysia Najib Rajak, PM Selandia Baru John Key, dan lainnya, semua disambut di Jakarta. Prosesi penyambutan pun serupa, meski kemudian ditambah beberapa inovasi.
Lalu, apa sebenarnya alasan penyambutan Raja Salman dilakukan di Istana Bogor?
"Pilihan Presiden," kata Jubir Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir saat dikonfirmasi.
Memang, Raja Salman bukanlah yang pertama disambut di Istana Bogor. Sebelumnya ada PM Jepang Shinzo Abe yang juga disambut di Istana Bogor. Prosesi penyambutannya pun tak kalah meriah.
Presiden Jokowi memang ingin menyambut tamu negara dengan spesial. Sehingga hubungan Indonesia dengan negara sahabat semakin erat. Prosesi penyambutan pun tak jarang merupakan pilihan Jokowi sendiri.
Mulanya penyambutan tamu negara dilakukan seperti sebelum-sebelumnya, yakni memperdengarkan lagu kebangsaan hingga inspeksi pasukan. Tetapi tercatat pada saat PM Selandia Baru berkunjung, ada variasi penyambutan yang menambah kesan menjadi meriah.
"Bapak Presiden yang punya idenya," kata Mensesneg Pratikno di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (18/7/2016). (bag/fjp)