Rumah yang disebut sebagai tempat penampungan Sri dan TKI yang akan dikirim ke Timur Tengah itu terlihat sepi saat didatangi detikcom hari ini, Selasa (28/2/2017). Rumah berpagar hitam setinggi 2 meter ini terkunci dengan gembok besar.
Berdasarkan pengakuan warga sekitar, rumah penampungan ini memang selalu terlihat sepi serta terkunci. Terkadang hanya ada personel satpam yang keluar-masuk sekadar membeli makanan atau jajanan di luar rumah penampungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau masuk-keluar ada satpam, yang beli ayam bakar di saya saja ya satpam. Paling gerbang itu dibuka kalau ada tukang dagang saja," tambah Nur.
Sama halnya dengan seorang tetangga yang berjarak dua rumah dari tempat penampungan Sri, Pendi. Ia juga mengatakan kondisi rumah setiap hari memang selalu digembok.
"Saya tahu ada penampungan TKI memang, sudah lama, tahunan. Dulu namanya itu Alatas, tapi sudah tidak ada. Ganti bos sih saya dengar-dengar, sekarang Falah Rima. Setiap hari memang digembok, ada satpamnya. Nanti kalau ada yang masuk, baru dibukain. Bosnya pakai mobil masuknya, tidak ketahuan," ujarnya ketika ditemui.
Pendi mengatakan pada jam tertentu saja gerbang hitam tersebut akan dibuka. Menurutnya, TKI yang ada pada tempat penampungan tersebut kini sudah mulai berkurang.
"Kalau ada tukang dagang dibukain. Jam 2 siang biasanya ada tukang rujak, pada jajan aja nanti. Di situ banyak TKI-nya, kemarin-kemarin banyak. Sekarang berkurang, soalnya sudah pada terbang," ujar Pendi.
Sri Rabitah awalnya dijanjikan berangkat ke Uni Emirat Arab, namun akhirnya dikirim ke Doha, Qatar, pada tahun 2014. Setelah sebulan, Sri dipulangkan dalam kondisi sakit di bagian pinggang kanan. Setelah mengecek ke rumah sakit dan di-roentgen, ternyata ginjal kanan Sri sudah tidak ada dan diganti dengan slang. (erd/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini