"Tetap boleh, tetap boleh mereka berjualan di Kalijodo, tapi tetap diperiksa. Bukan hanya di Kalijodo, di sekolah saja kita periksa. Tetap kita periksa," ungkap Djarot di Balai Kartini, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2017).
Namun Djarot menyebut penempatan PKL tidak bersifat permanen, melainkan ditata dan didata sedemikian rupa sehingga teratur. Pemeriksaan makanan yang dijual juga akan dilakukan dengan ketat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penataan dan pendataan PKL sendiri masih akan dilakukan. Nantinya, para pedagang akan ditandai sehingga bisa diatur dengan mudah.
Djarot juga membandingkan penataan PKL di Kalijodo dengan di Monas. PKL di Monas dulu berantakan, tapi kini menjadi rapi. Djarot ingin itu terjadi di Kalijodo.
"Ya nggak dong. Kalau Monas kemarin itu kan permanen, ya nggak? Kalau ini kan ditata. Kenapa kok perlu ada? Karena kalau di situ, mereka haus, mereka lapar itu jauh lho ke perkampungan, iya nggak? Justru itu menghidupkan ekonomi kerakyatan, ngono lho," ucap Djarot. (gbr/imk)











































