Kata Agus Marshal Eks Terpidana Teroris soal Bom Panci Bandung

Kata Agus Marshal Eks Terpidana Teroris soal Bom Panci Bandung

Mukhlis Dinillah - detikNews
Selasa, 28 Feb 2017 10:11 WIB
Kata Agus Marshal Eks Terpidana Teroris soal Bom Panci Bandung
Foto: Avitia Nurmatari/detikcom
Purwakarta - Mantan terpidana kasus terorisme Agus Marshal menyebut teror bom panci di Bandung menjadi indikator belum maksimalnya program deradikalisasi. Tidak efektifnya program deradikalisasi terjadi karena pola komunikasi yang disebut belum tepat.

Menurut Agus, selama ini pola komunikasi antara pemerintah dan mantan terpidana terorisme terlalu formal. Padahal hubungan keduanya seharusnya dianggap seperti hubungan seorang anak dengan orang tua.

"Saya rasakan bentuknya formal saja, kita sama-sama paham karakter birokrasi di Indonesia bagaimana, bukan mengarah pada seperti hubungan bapak pada anak. Untuk kepentingan anak kan harusnya tidak harus dituntut," kata Agus saat dihubungi, Selasa (28/2/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus menduga Yayat Cahdiyat, pelaku bom panci di Taman Pendawa, Bandung, tidak mendapatkan pendampingan setelah keluar dari penjara karena kasus terorisme. Karena itu, YC kembali beraksi.

Berbeda dengan Yayat, Agus merasa beruntung. Setelah mengakhiri masa tahanannya pada 2016, pria yang kini tinggal di Purwakarta itu langsung dilibatkan dalam sekolah ideologi dengan peserta para pelajar Purwakarta.

Sekolah ideologi yang digagas Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi itu merupakan bagian dari upaya deradikalisasi terorisme. Dedi juga sempat memberikan bantuan untuk modal usaha Agus.

"Memang harus ada pendampingan dalam tataran sosial-ekonomi kepada para eks terpidana ini. Intinya sih harus benar-benar mengayomi, harus menerima setiap eks terpidana teroris agar dia merasa punya negara, merasa punya pemerintahan," tuturnya.

"Atau mungkin yang nggak biasa di bidang swasta, bisa dititipkan ke industri, itu kan lebih terpantau," imbuh Agus.

Agus mengaku sempat membina Yayat saat mengikuti pelatihan di Janto, Aceh Besar, pada 2011. Meski begitu, Agus tidak terlalu mengenal dekat sosok Yayat selama berada dalam pengawasannya.

"Dulu kenal nggak lama, tapi dulu pernah saya bina. Jadi kasus kemarin (pelatihan militer Aceh) itu sudah tercantum itu kelompok di bawah saya. Bahwa (Agus) Marshal pimpinannya itu memang terjadi. Tapi setelah (penangkapan) itu, nggak ada hubungan lagi, tidak pernah kontak-kontakan lagi," pungkas Agus. (fdn/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads