"Kita pasti keberatan dengan tindakan yang dilakukan oleh majikan. Pasti (kita) akan melakukan protes. Kita sedang mencari verifikasi bukti yang kuat supaya protes kita itu valid dan didengar secara terhormat," ujar Nusron kepada detikcom, Senin (27/2/2017) malam.
Jika nanti telah menemukan sejumlah bukti atas tindakan kepada Sri, Nusron mengatakan, pihaknya akan mengajukan tuntutan. BNP2TKI juga akan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses pencarian dan verifikasi terhadap sejumlah bukti tengah dilakukan saat ini. Nantinya, BNP2TKI juga akan mengirim pengacara untuk Sri jika bukti telah terkumpul.
"Sejak kejadian diketahui kedutaan, kita langsung melakukan verifikasi data dan mengirim surat kepada pihak Kemenlu yang ada di sana (Doha) dan sedang klarifikasi terlebih dahulu. Setelah ketemu dan klarifikasi, kita akan mengirimkan pengacara untuk menuntut balik dan sebagainya. Itu ada tahap-tahapnya," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sri Rabitah harus hidup dengan satu ginjal. Hal itu baru diketahui begitu ia melakukan rontgen di RSUD Tanjung, Lombok Utara.
Sri sadar dia pernah dioperasi saat bekerja di Doha, Qatar. Namun dia tidak mengetahui operasi tersebut ternyata untuk mengangkat satu ginjalnya.
Keadaan Sri pun kini lemah. Ia merasakan nyeri di bagian pinggang kanan yang terus-menerus. Ia berharap kejadian tersebut tidak terulang bagi para TKW di kemudian hari.
"Harapan saya, semua ini dihentikan. Cukup. Biar saya jadi korban pertama dan terakhir," ungkap Sri. (nkn/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini