"Saya berpesan betul kuncinya adalah sumber daya manusia, walaupun kekayaan melimpah, kalau SDM tidak memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak Unggul. Kita tentu akan kalah bersaing," kata Zulkifli Hasan.
Zulkifli menyampaikan orasi ilmiah dalam acara Wisuda Sarjana dan Pasca Sarjana Universitas Attahirriyah di gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (26/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk memasuki era persaingan bebas seperti sekarang ini masyarakat ekonomi Asean tanpa batas," imbaunya.
Zulkifli juga mengimbau para wisudawan agar menguasai teknologi. Tidak hanya teknologi, para pemuda juga harus bekerja sungguh-sungguh.
"Indonesia sekarang tentu berbeda dengan yang dulu, kita memasuki era yang begitu terbuka, persaingan bebas. Oleh karena itu sekali lagi mereka berhak mempunyai cita-cita menjadi apapun, tidak ada semangat dan daya juang mereka," pungkasnya..
Kembali ke Pancasila
Salah satu tantangan utama Indonesia pasca reformasi adalah kesenjangan antara kaya dan miskin. Data terbaru menunjukkan bahwa kekayaan 4 orang terkaya di Indonesia sama dengan 100 juta orang termiskin.
Menghadapi fakta ini, Zulkifli Hasan menegaskan bahwa solusinya adalah kembali pada Pancasila, pada nilai nilai luhur ke Indonesiaan kita. "Pancasila sudah tegaskan Nasionalisme, berpihak pada rakyat. Pancasila juga tegaskan keadilan sosial untuk semuanya, bukan sebagian orang saja," tegasnya.
Zulkifli mengatakan sudah setahun ini dirinya selalu bicara soal kesenjangan yang luar biasa. Zulkifli bersyukur Presiden Jokowi menegaskan tahun ini sebagai tahun mengatasi kesenjangan.
Zulkifli percaya bahwa 18 Tahun reformasi, praktek Demokrasi Indonesia akan semakin matang jika dilandasi nilai nilai Pancasila. "Rakyat yang berdaulat dan amanat Pancasila sudah tegas untuk wujudkan keadilan sosial. Demokrasi harus sejahterakan semuanya," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli Hasan juga menyebut memudarnya persaudaraan kebangsaan sebagai tantangan persatuan Indonesia ke depan. "Persatuan harus diperkuat. Hentikan saling curiga sesama anak bangsa. Ingatlah, sudah sejak 71 Tahun lalu kita sepakat bersatu dalam keberagaman," tutupnya. (ega/ega)











































