Peradaban WC Umum

Anyonghaseo (47)

Peradaban WC Umum

M Aji Surya - detikNews
Jumat, 24 Feb 2017 17:36 WIB
Peradaban WC Umum
Foto: M Aji Surya/detikcom
Jakarta - Ketika kebersihan sudah bukan masalah, estetika menjadi sebuah kebutuhan. Jalan-jalan di Korea Selatan paling asyik ketika masuk WC umum. Selain bersih, kini WC umum mulai ditata secara estetis.

Dalam perjalanan saya ke Kota Gumi pada awal Februari 2017, seperti biasa saya singgah di rest area untuk sejenak melepas penat setelah duduk cukup lama di mobil, sambil bertandang ke toilet umum. Saya senang ke toilet karena memang di Korea Selatan dikenal bersih dan jumlahnya relatif banyak (tidak antre). Orang bilang, di Korea lebih mudah mencari toilet dibanding tong sampah.

Peradaban WC UmumFoto: M Aji Surya/detikcom


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uniknya, ketika masuk toilet saat itu, mulut saya tiba-tiba menganga. Tidak sadar bilang wow. Toilet umum yang saya dapati jauh lebih indah dari toilet hotel bintang lima. Mimpikah saya? Tidak. Kaki saya masih menapak ke bumi dan kulit saya terasa sakit saat dicubit.

Peradaban WC UmumFoto: M Aji Surya/detikcom


Dari puluhan negara yang pernah saya kunjungi, swear, toilet umum ini adalah the best. Bagaimana tidak, selain sangat bersih, wangi, plus produknya baru, di berbagai pojokan ruangan terdapat etalase. Di dalamnya dipajang boneka dan manekin mainan anak-anak dalam skala yang bervariasi. Semua disorot dengan lampu sehingga menimbulkan rasa seolah berada di ruang keluarga saja, bukan di WC umum.

Saya sempat berpikir, pemerintah daerah ini kok sepertinya menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu. Demi dekorasi satu WC umum saja mungkin bisa menghabiskan puluhan ribu dolar. Apa ini hanya "proyek" semata?

Peradaban WC UmumFoto: M Aji Surya/detikcom


Dugaan saya tadi mulai terpatahkan pada minggu berikutnya saat saya mampir ke toilet umum rest area di kota lain. Kali ini saya lebih heran lagi. WC umumnya dihias sedemikian rupa menjadi semacam tempat pameran yang penuh keindahan. Mulai penataan warnanya, pilihan model toiletnya, hingga manajemen lighting-nya. Semua menunjukkan bahwa mereka tidak main-main dalam mendesain tempat buang hajat ini.

Saya pun kemudian teringat pada foto-foto infrastruktur Korea dari masa ke masa yang sering dipajang di banyak tempat. Pada tahun 1970-an terlihat jadul banget, tapi lama-kelamaan terus membaik dan kini bisa dikatakan terbang tinggi. Peradaban mereka terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Perkara toilet umum bukanlah soal sepele. Inilah benchmark dari sebuah peradaban manusia. Kalau WC-nya masih di kali, tentu kita mafhum seberapa tinggi pendidikan mereka. Kalau sudah pakai toilet namun masih jorok, orang pun tahu di mana peradaban mereka. Tentu beda dengan yang punya WC bersih, wangi, dan indah.

Saya pun akhirnya sadar, melihat diri sendiri tidak perlu studi banding sampai mancanegara. Cukup melihat toilet di rumah. Dari situ kita tahu apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus ditingkatkan. (try/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads