"Kita akan melakukan e-voting. Itu hal yang baru untuk kita lakukan dalam pesta demokrasi. Pansus akan mendalami itu saat melakukan kunjungan langsung ke KPU Jerman, KPU Meksiko, kemudian peradilan khusus Meksiko dan Jerman, kemudian Mendagri-nya. Anggaran mereka selama ini berapa persen. Karena itu kan akan besar sekali, e-voting mesinnya berapa," ujar anggota Pansus Pemilu Yandri Susanto di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/2/2017).
Seusai kunjungan, nantinya Pansus akan melihat hasil studi apakah cocok untuk diterapkan di Indonesia. Selain itu, Pansus akan dibagi menjadi dua tim, satu tim ke Meksiko dan satu tim lagi ke Jerman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yandri kemudian menjelaskan alasan DPR memilih melakukan kunjungan kerja langsung dibandingkan dengan riset ataupun telekonferensi. Menurutnya, dialog langsung masih dianggap efektif oleh DPR.
Politikus PAN tersebut juga berbicara soal waktu kunjungan yang disebut-sebut mepet dengan tenggat pembahasan RUU Pemilu. Yandri menepis anggapan itu.
"Kita masih menganggap dialog langsung itu nuansanya berbeda. Kita misalkan melihat sistemnya langsung, pasti berbeda. Kan pasti beda kita nonton film sama nonton bola langsung. Kritik tetap kita terima. Makanya kita mau tunjukkan Undang-Undang Pemilu nanti berkualitas," bebernya.
"Masih, masih (memungkinkan). Itu kan sudah disepakati pemerintah juga jadwalnya. Kita nggak mau juga kalau nggak ada referensi kita yang up to date kemudian kita sadur," sambung Yandri.
Ketua Panja RUU Pemilu Benny K Harman membenarkan perkataan Yandri soal kunjungan kerja ke Meksiko dan Jerman. DPR akan berangkat pada tanggal 10 Maret 2017.
"Saya rasa ada beberapa isu yang penting, misalnya ke Meksiko. Meksiko ini adalah negara yang menyelenggarakan pileg dan pemilihan pilpres serentak. Jerman juga, ada sistem pemilu. Ada baiknya juga mengetahui lebih lengkap praktik dana. (Berangkat) tanggal 10 Maret," papar Benny. (gbr/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini