"Ya (banjir) ini siklus lima tahunan, kita ingat 2002, 2007, 2012, 2017. Tetapi sekarang dampaknya 2017 itu jauh lebih ringan jauh lebih teratasi dari 2012 dan 2007. Ya nah yang paling parah saya cek itu 2002 yang seperti ada di Cipinang Muara tadi, kita bisa cek itu ya," kata Djarot di Pintu Air Karet, Jakarta Pusat, Selasa (21/2/2017).
Secara singkat, Djarot kembali menyebut alasan banjir di Jakarta bisa diatasi karena adanya normalisasi. Di banding tahun 2014 lalu saat baru mulai menjabat sebagai wakil gubernur, kata Djarot, Jakarta mengalami banjir cukup parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penilaian parah atau tidaknya banjir dijelaskan Djarot dapat dilihat dari ketinggian air, seberapa banyak warga mengungsi dan kecepatan air surut. Saat ini yang terparah hanya di Cipinang Melayu dan Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Kegiatannya ke Cipinang Muara juga ditambahkan Djarot disengaja setelah sebelumnya Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) meninjau Cipinang Melayu, Senin (20/2) kemarin sore.
"Itu kita lihat dari titik banjir, lamanya banjir, jumlah orang mengungsi dan ketinggian air. Cek saja, saya 2015, Februari saya cari mana wilayah pengungsian, hujan deras sekarang lebih ringan, pengungsian cuma ada dua di Cipinang Melayu dan Cipinang Muara," tambahnya. (nth/idh)