Anies mengatakan tidak perlu relokasi warga untuk mengatasi banjir di Jakarta. Menurut dia, yang diperlukan tata ulang lingkungan sekitar.
"Nggak (perlu relokasi), itu bisa ditata ulang lingkunganya tanpa harus dipindahkan dan itu bisa dikerjakan, tinggal kemauan saja kok," ujar Anies di RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu, Kampung Makasar, Jakarta Timur, Senin (20/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lokasi banjir tersebut Anies sempat menaiki perahu karet mengelilingi rumah warga yang terendam air setinggi kurang lebih 1 meter. Mayoritas warga mengeluhkan ke Anies agar normalisasi dapat segera diselesaikan.
![]() |
"Tadi saya datang ke sini melihat nyata situasinya, lihat dari dekat, merasakan, dan juga mendengar apa masalahnya. Saat ini saya belum jadi gubernur, jadi saya belum bisa berbuat langsung. Tapi satu hal yang pasti, coba lihat nanti dilihat rencana tahun 2014. Karena menurut laporan berhenti mulai tahun 2014 (normalisasinya), kenapa tidak terlaksana," imbuhnya.
Anies berada di lokasi banjir tersebut selama kurang lebih 2 jam. Usai menikmati kopi yang disediakan warga, Anies kemudian meninjau tempat pengungsian warga di Masjid Universitas Borobudur.
Soal normalisasi Kali Krukut, Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sudah menginstruksikan kepada Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi untuk merampungkannya.
"Orang kaget, Kemang, yang jarang sekali banjir karena perumahan mewah, malah banjir, kaget semua. Kami ke sana memang, bagaimana nggak banjir, trase sungainya penuh bangunan, kemudian sungainya menyempit. Makanya PR kami normalisasi Kali Krukut," tuturnya.
Sementara itu Sumarsono saat menjabat Plt gubernur DKI menyebut normalisasi Kali Krukut diharapkan bisa selesai tahun 2017 ini. Belum terealisasinya lagi normalisasi Kali Krukut dikatakan Sumarsono karena masalah pembebasan lahan.
Soni pada Senin (23/1/2017), menyebut sampai 2016, DKI melalui Dinas Tata Air menyelesaikan pembebasan tanah sebanyak 117 bidang. Masih ada 69 bidang yang harus diselesaikan oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Yang 9 bidang itu jumlah luasannya bervariasi, dari 300 meter, 1000 m2, dan 3000 m2. Kesulitan utama karena harga yang tidak cocok, letaknya yang terlalu sulit, juga anggaran kita tidak ada di 2016," terangnya. (aan/fdn)