detikcom berkesempatan mengunjungi lahan 'Emas Hijau' yang terletak di Batalyon Infanteri 731/Kabaresi, Maluku Tengah pekan lalu. Lahan seluas 48 hektare ini sebelumnya lahan tidur yang tidak dikelola. Atas perintah Mayjen Doni, lahan tersebut dibuka dan dimanfaatkan untuk perkebunan dan pertanian.
Baca: Program 'Emas Hijau', Cara Pangdam Pattimura Ajak Warga Budidayakan Tanaman
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kapten Andi menjelaskan, di lahan tersebut ditanam pohon keras seperti samama, kayu besi, kecapi, linggua yang berjumlah sekitar 16.485 tanaman. Sementara tanaman buah yakni durian, sukun, matoa, mangga, manggis, jeruk, sirsak yang berjumlah sekitar 17.630 tanaman.
"Untuk memaksimalkan lahan yang ada, jarak pohon keras dan pohon buah sekitar 10 meter. Di sela-sela itu ditanami tanaman palawija seperti jagung, cabai, tomat dan terong. Dalam perawatannya masyakarat bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tengah," paparnya.
![]() |
Selain program 'Emas Hijau', lanjut Andi, untuk jangka panjang, lahan tersebut akan dijadikan bumi perkemahan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Lahan ini juga nantinya bisa menjadi agro wisata di mana masyarakat juga bisa merasakan manfaat dari hasil buah-buahan dari tanaman yang ditanam.
"Hasilnya bisa dirasakan masyarakat dan anggota, juga menjadi objek wisata tanaman buah dan kegiatan penunjang perkemahan," ungkapnya.
![]() |
Masyarakat sekitar juga dilibatkan dalam pengelolaan lahan tersebut. Sebab sebelum lahan tersebut difungsikan, masyarakat sudah diberi kesempatan mengelola sebagian lahan untuk kebutuhan hidupnya.
"Sebelum kita fungsikan lahan ini, sudah ada masyarakat yang berkebun/bertani di lahan ini sekitar 30 orang. Sekarang kegiatan masyarakat membantu kita melaksanakan perawatan pohon di sekitar lahan mereka. Lahan yang mereka kelola bervariasi, sekitar 1-1,5 hektare," jelas Andi.
![]() |
Sementara itu Kadi, salah satu petani mengaku terbantu dengan adanya program 'Emas Hijau' tersebut. Kadi merasakan manfaat dengan meningkatnya hasil pertanian dari lahan yang dikelolanya.
"Saya sangat terbantu sekali dengan program 'Emas Hijau' Kodam Pattimura ini," ungkap Kadi.
![]() |
Kadi menjelaskan, sebelumnya dia kesulitan dengan pengairan lahan. Sebab, selama ini lahannya hanya bergantung pada air hujan.
"Kalau dari pengairan dulunya ini tadah hujan, kalau nggak ada hujan nggak bisa tanam. Setelah ada pengairan hasilnya cukup bagus," kata Kadi yang mengelola lahan 1,5 hektare ini.
Baca: Pendekatan Kesejahteraan Buat Banyak Warga Maluku Sukarela Serahkan Senjata
Berbagai tanaman yang dia kelola di antaranya cabai besar, cabai kecil, tomat, terong, pare dan jagung. Kadi memberi contoh, jika sebelumnya dia panen menghasilkan 2-3 ton pare, maka saat ini dia bisa panen sekitar 4-5 ton pare.
"Kalau cabai kecil juga naik hasilnya. Per bulan bisa dapat Rp 1-1,2 juta untuk cabai, tergantung harga pasar," tuturnya.
Harapan Kadi, Kodam terus membantunya agar hasil pertanian terus meningkat. Salah satu bantuannya dengan penyediaan pupuk, obat-obatan dan bibit unggul.
![]() |
Hal senada juga diungkapkan oleh petani lainnya, Bahtiar. Bahtiar berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan selama ini.
"Kendalanya dulu kita hanya tunggu hujan baru bisa tanam. Sekarang sitem pengairannya sudah bagus. Harapannya pupuk dan bibit tanaman diperbanyak lagi. Kami sangat berterima kasih kepada Pangdam Pattimura atas bantuannya ini," pungkasnya.
(ega/nwy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini